Kasus Positif Corona Sulit Dikendalikan, Jokowi Ungkap 2 Target Dunia

Kasus Positif Corona Sulit Dikendalikan, Jokowi Ungkap 2 Target Dunia

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Rabu, 15 Jul 2020 22:22 WIB
Presiden Jokowi
Jokowi (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut negara-negara di dunia saat ini sulit mengendalikan kasus positif Corona (COVID-19). Karena itu, dia meminta angka kematian akibat Corona ditekan dan angka kesembuhan ditingkatkan.

"Ini, yang sekarang ini, target dunia itu sekarang bagaimana menekan angka kematian. Yang kedua, bagaimana tingkat kesembuhannya setinggi-tingginya. Dua ini yang sekarang dikejar oleh negara-negara di dunia karena apa, mengendalikan COVID-19-nya, kasus positifnya sangat sulit, penekanannya ada di dua hal itu," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan APBD 2020 di Istana Kepresidenan Bogor seperti dalam keterangan tertulis di situs Setkab, Rabu (15/7/2020).

"Tapi kalau bisa tiga-tiganya, kasus positifnya turun, berarti positivity rate-nya..., persentasenya juga turun, tetapi angka kesembuhan dinaikkan, angka kematian diturunkan serendah-rendahnya. Bukan barang yang gampang, tapi sekali lagi, ini bukan barang yang gampang," sambung Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi mengatakan Indonesia termasuk 5 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Namun jika dilihat dari tingkat penyebaran kasus Corona, Indonesia berada di bawah negara-negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

"Tadi Amerika (Serikat) 3,4 (juta), Brasil 1,8 (juta), India 906 ribu, Rusia 739 ribu, Peru 326 ribu. Artinya, kita berada pada posisi yang masih bisa kita kendalikan," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Jokowi berpesan kepada kepala daerah untuk tidak lepas kendali. Manajemen krisis diminta disiapkan dengan baik.

"Ajak aparat kita di bawah kita, untuk betul-betul bekerja extraordinary, nggak bisa kita dalam situasi seperti ini kita kerja normal-normal, dalam situasi seperti ini kita kerja biasa-biasa, nggak bisa. Percaya saya, nggak bisa. Semuanya harus ganti channel semuanya, nggak bisa kita normal-normal, channel-nya harus ganti semuanya. Dari channel ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari channel yang cara kerja bertele-tele, rumit ke cara-cara kerja yang cepat dan sederhana. Semuanya harus diubah seperti itu," tutur dia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads