Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sedang melakukan kajian untuk pengadaan bus bersubsidi dari Stasiun Bogor ke arah Jakarta. Langkah itu untuk mengurai antrean penumpang di Stasiun Bogor.
"Itu kita lagi usulin kajian itu. Jadi salah satu solusi yang mungkin permanen untuk mengurai itu semua (kepadatan di Stasiun Bogor), salah satunya adalah, dalam waktu dekat ini walaupun belum ada anggaran yang tersedia atau pasti, atau anggarannya sudah ditetapkan, solusinya gitu, subsidi, gitu," kata Kadishub Kota Bogor Eko Prabowo, saat dihubungi, Rabu (15/7/2020).
"Jadi busnya berbayar tapi harganya tidak jauh lebih tinggi dari harga tiket kereta api, gitu lho," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko mengungkapkan usulan pengadaan bus bersubsidi ini akan dikaji Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Untuk bus gratis di Stasiun Bogor ini, sambungnya, belum diketahui apakah akan ada tiap Senin pagi atau segera berakhir.
"Ya itu kan (pengadaan bus gratis) dievaluasi tiap tahun. Yang evaluasi kan tim, ya. Ada Menko, ada Kemenhub, ada jajaran di bawahnya Kemenhub, semua mengevaluasi. Sampai kapan (bus gratis), ya kita tinggal menunggu saja hasil kajian dari pusat," ucapnya.
Jika bus bersubsidi terealisasi, Eko mengatakan tiket akan dijual secara online. Untuk jumlah bus berbayar ini disediakan sesuai kebutuhan.
"Sesuai aspek kebutuhan aja. Bisa 5, bisa 10 (bus). Kan jurusannya sama, ke arah 5 jurusan itu (Stasiun Tebet, Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang)," ujar Eko.
"Kira-kira ya bisa tiap hari (bus subsidi di Stasiun Bogor) karena nggak mungkin layanannya tiap Senin. Tiap hari itu. Tapi (masih) dalam pengkajian," sambung dia.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkap penyediaan bus gratis bukanlah solusi permanen untuk mengurai kepadatan di Stasiun Bogor. Bima beserta pihak terkait tengah mencari cara lain.
"Sangat berdampak (bus gratis) tapi sekali lagi, ini bukan solusi permanen. Kita sedang mematangkan terus strategi lain, ya, yang sifatnya lebih permanen bersama sama PT KAI, Kemenhub (Kementerian Perhubungan), Pemprov (Pemerintah Provinsi) Jakarta," kata Bima, di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (13/7).
"Untuk ke depannya sebelum ada solusi permanen, setiap Senin mudah-mudahan bisa seperti ini. Nanti kami laporkan kepada Pak Menko, pada Pak Menhub, ya, seperti ini (kondisi Stasiun Bogor tidak padat). Tapi kita tentu akan mematangkan skenario permanen, ya," ucapnya.
(idn/idn)