Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru bersama Istri, Febrita Lustia Herman Deru dan anak bungsunya Ratu Tenny Leriva HD mengunjungi tempat pengrajin kain jumputan. Menuju ke tempat tersebut, Herman, istri dan anaknya menyusuri gang-gang sempit yang dipadati oleh rumah warga.
Seisi kampung jumputan tersebut dihuni oleh para pengrajin jumputan, yang menjual berbagai jenis kain jumputan. Selain bisa membeli, masyarakat yang datang juga dapat melihat langsung pembuatan dari kain jumputan yang sangat cantik oleh warnanya yang ragam menyerupai pelangi.
Herman Deru mengatakan ia sengaja datang langsung ke zona industri yang tumbuh murni dari masyarakat, yakni pengrajin jumputan yang merupakan kain kebanggaan masyarakat Provinsi Sumsel. Menurutnya, meski saat ini teknologi pembuatan kain jumputan sudah maju, Ia masih membanggakan masyarakat yang membuat kain jumputan dengan cara tradisional atau tidak memakai mesin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari awal racikan pewarnaan sampai dengan finishing semua ditangani masyarakat di sekitar sini secara langsung. Ini kita perlu perkenalkan bahwa di wilayah Sumsel ini masih sangat setia, mereka tidak goyah dengan tangan-tangan halus dan keluarga yang mempertahankan kearifan lokal," ungkap Herman dalam keterangan tertulis, Rabu (15/7/2020).
"Yuk warga Sumsel pertahankan produk asli Sumsel antara kain jumputan di kelurahan Tuan Kentang Jakabaring Palembang. Pengrajin Jumputan kebanyakan berada di Kawasan ini, oleh sebab itu dikenal sebagai sentra kerajinan Jumputan di Palembang," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Herman Deru juga memberikan angin segar untuk para pengrajin di kawasan tersebut, karena dalam waktu dekat akan segera dibuat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang memadai. Sehingga, air limbah hasil produksi kain jumputan aman saat dibuang ke sungai. Ke depan, limbah hasil produksi rumahan akan diolah terlebih dahulu di IPAL sebelum dibuang ke sungai.
"Airnya dijernihkan terlebih dahulu sebelum keluar ke perumahan menuju sungai. Dengan begitu, produksi bisa tetap jalan tanpa harus merusak lingkungan, Tadi saya sudah minta Dinas Lingkungan Hidup dan Perkim untuk menyiapkan IPALnya," pungkasnya
(mul/mpr)