Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bertemu dengan Duta Besar Qatar untuk Indonesia H.E. Ms. Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti. Bamsoet menyatakan Indonesia menyiapkan kemudahan untuk para investor dan diapun mendorong Qatar untuk meingkatkan investasinya di Tanah Air. Kemudahan yang dimaksud Bamsoet meliputi birokrasi perizinan, dan keringanan pajak yang menurutnya terangkum dalam RUU Cipta Kerja yang akan segera disahkan.
"Melalui investasi, Indonesia ingin menjalin kerja sama yang lebih erat dengan berbagai negara, termasuk Qatar. Sejak 2011, Qatar tercatat menjadi negara berpenduduk muslim terkaya dunia dengan pendapatan per kapita per tahun mencapai $93.965 dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 210.002. Membuat ekspansi investasi Qatar ke berbagai negara juga sangat agresif. Indonesia siap menampung investasi dari Qatar," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (14/7/20).
Qatar merupakan salah satu negara yang telah menjadi investor di Indonesia. Di tahun 2019, Qatar Qatar mengalokasikan investasi USD 500 juta melalui Qatar Investment Authority (QIA), antara lain untuk pengembangan investasi di Labuan Bajo senilai USD 100 juta. Investasi lainnya dikucurkan dalam kerja sama antara PT PLN dan PT PJB dengan Nebras Power untuk pembangunan PLTGU 800 MW dengan nilai investasi mencapai USD1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping membahas investasi, dalam perjumpaan itu Bamsoet membahas ihwal pembentukan Majelis Syuro Parlemen Dunia yang digagas MPR RI. Institusi tersebut dipersiapkan untuk perkumpulan parlemen negara mayoritas muslim.
"Selain masalah investasi, kita juga sampaikan MPR RI sedang menggagas pembentukan Majelis Syuro Parlemen Dunia (Wolrd Consultative Assembly) sebagai wadah berhimpunnya parlemen negara berpenduduk mayoritas muslim menggalang kerja sama di berbagai bidang. Semangat Ukhuwah Islamiyyah selain harus diterapkan dalam hubungan kemanusiaan, juga harus diwujudkan dalam hubungan parlemen antarnegara," terang Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI 2014-2019 itu juga meminta agar jaringan stasiun TV Aljazeera yang berbasis di Doha, Qatar, bisa berimbang dalam meliput pemberitaan tentang Indonesia. Khususnya, mengenai kondisi di Papua dan Papua Barat.
"Hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dengan Qatar sejak tahun 1976, harus tetap terjaga. Dalam penandatanganan Comprehensive Peace Agreement (CPA) antara US dan Taliban di Doha, Qatar, Indonesia melalui Menlu RI diundang untuk menyaksikan penandatanganan CPA tersebut. Menunjukkan bahwa antara Indonesia dan Qatar selalu bekerja sama menciptakan perdamaian," tegas Bamsoet.
Di akhir pertemuan Bamsoet menyempatkan diri nge-vlog bareng Dubes Qatar. Vlogging di YouTube merupakan medium baru yang diberdayakan Bamsoet dalam hal diplomasi internasional dan mengenalkan Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat dunia.
"Duta Besar Qatar H.E. Ms. Fawziya yang baru satu bulan bertugas di Indonesia sangat terkesan dengan penduduk Indonesia yang ramah. Beliau merasa nyaman berada disini. Sikap ramah tamah penduduk Indonesia tentu tak lepas dari akar budaya dan kearifan lokal. Sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya, mari kita jaga kondusifitas bangsa. Sebagai penduduk muslim terbesar dunia, mari kita buktikan bahwa Indonesia adalah wujud nyata dari Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin, kasih sayang bagi semesta alam," tuntas Bamsoet.
(mul/mpr)