Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diberikan tugas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi leading sector menggarap lumbung pangan. Partai Gerindra mengungkapkan latar belakang ketumnya di militer dan kaitannya dengan pangan.
Prabowo diketahui sempat 'bertarung' dengan Jokowi dalam pemilihan presiden 2019. Usai Pilpres, Gerindra memberikan konsep perihal konsep ketahanan pangan. Gerindra mengatakan bahwa ada kesamaan pandangan dengan pemerintah soal ketahanan pangan. Pada akhirnya, Prabowo bergabung dengan pemerintahan Jokowi karena ingin mewujudkan 2 dari 5 janjinya di Pilpres.
"Istilahnya tidak pas kalau 'deal'. Ini lebih kepada kesamaan pemahaman bahwa kita harus memberi perhatian khusus pada ketahanan pangan. Salah satu visi utama Pak Prabowo sebagai capres dalam dua kali Pemilu dan visi Partai Gerindra sejak berdiri adalah memperkuat ketahanan pangan," kata Juru bicara Gerindra Habiburokhman saat dihubungi, Kamis (9/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai prajurit, Pak Prabowo paham betul pentingnya ketahanan pangan untuk memperkuat pertahanan suatu negara," ucap Habiburokhman.
Sementara itu, Wakil Ketua Umun Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan lumbung pangan penting diwujudkan agar tidak bergantung pada negara lain. Lumbung pangan, menurutnya, juga termasuk bentuk pertahanan negara di bidang pangan.
"Lumbung pangan saya rasa, sebagai bagian dari mewujudkan ketahanan pangan, pangan sebagai cadangan logistik strategis, itu perlu untuk Indonesia berdaulat secara pangan dan Indonesia tidak tergantung pangan dari negara lain," katanya, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/7).
Tonton video 'Prabowo Ditugaskan Garap Lumbung Pangan, Gerindra: Ini Terkait Pertahanan':
Lumbung pangan yang digarap pemerintah berlokasi di Kalimantan Tengah. Presiden Jokowi hingga Prabowo meninjau langsung proyek tersebut. Kementerian Pertahanan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam menjalankan tugasnya.
![]() |
"Leading sector-nya ini nanti, karena menyangkut cadangan strategis pangan kita, akan kita berikan kepada Pak Menhan, yang tentu saja didukung Pak Menteri Pertanian dan Menteri PU. Tentu saja di daerah kita harapkan juga ada dukungan penuh dari gubernur maupun para bupati," ujar Jokowi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Kamis (9/7).
Dengan pengembangan lumbung pangan baru ini diharapkan cadangan pangan nasional nantinya dapat terpenuhi dan dikelola dengan manajemen yang baik hingga dapat diekspor ke negara-negara lain.
"Tahun ini Insyaallah akan kita selesaikan kurang lebih 30 ribu hektare terlebih dahulu. Kemudian berikutnya dalam 1,5 sampai maksimal 2 tahun akan ditambah lagi 148.000 hektare baik itu di Kabupaten Pulang Pisau maupun Kapuas," kata Jokowi.
Untuk diketahui, lumbung pangan baru di Kabupaten Kapuas direncanakan menempati lahan potensial seluas 20.704 hektare. Dari jumlah tersebut, lahan yang telah fungsional mencapai 5.840 hektare.
Secara keseluruhan, terdapat kurang lebih 165.000 hektare lahan potensial di Kalimantan Tengah yang diperuntukkan bagi pengembangan kawasan lumbung pangan nasional tersebut. Saat ini lahan seluas 85.500 hektare dari jumlah keseluruhan itu merupakan lahan fungsional yang sudah berproduksi tiap tahunnya.
Korporasi petani akan menjadi basis pengembangan kawasan lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah ini yang akan dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Para petani yang menggarap lahan dan peternakan itu selanjutnya akan terkonsolidasi dalam kelompok-kelompok tani dengan terlebih dahulu difasilitasi baik sarana maupun prasarana serta pendukung lainnya.