Partai NasDem menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti memberi 'surat peringatan' kepada para menterinya dalam teguran sistem kerja work from home (WFH) layaknya cuti. Jika tak diindahkan, ancaman reshuffle menanti para menteri.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya awalnya mengatakan ada dua sisi pemahaman dalam menyikapi teguran Jokowi, yaitu komunikasi politik dan sisi objektif. Menurut Willy, dari sisi komunikasi politik, Jokowi ingin menyampaikan kepada publik bahwa lewat teguran itu Jokowi tidak diam menyikapi masalah yang ada, termasuk masalah kinerja para menterinya.
Baca juga: Pak Jokowi, Ganti Menteri Berasa Cuti |
"Mengapa baru kali ini? Kalau ini relatif. Bisa karena Presiden memberi waktu terlebih dahulu kepada para menterinya, kemudian baru dievaluasi, atau bisa jadi juga karena kecolongan. Artinya loss dari monitor. Tetapi pastinya ya Presiden punya alasannya sendiri," kata Willy kepada wartawan, Kamis (9/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dari sisi objektif, Willy menilai Jokowi belum melihat para menterinya bekerja dengan baik. Karena itulah, menurut Willy, sindiran 'cuti' diungkapkan Jokowi.
"Dari sisi ini, Presiden sepertinya melihat para menterinya memang belum optimal dalam bekerja di tengah situasi yang tidak normal seperti saat ini. Sistem bekerja dari rumah (WFH) tidak menghasilkan apa-apa, apalagi terobosan yang berarti. Karena itulah Presiden menyindirnya dengan istilah seperti cuti," ujarnya.
Baca juga: PKB: Jokowi Pecut Menteri Kayak Cuti |
Willy mengatakan dua hal itu memperlihatkan Jokowi memberi 'surat peringatan' kepada para menterinya. Menteri yang tidak memperbaiki kinerjanya, kata Willy, bisa terancam reshuffle.
"Kombinasi antara dua cara pandang ini mengantarkan kita pada simpulan bahwa Presiden sedang menyampaikan 'surat peringatan' untuk kesekian kalinya kepada para pembantunya. Jika peringatan ini tidak juga diindahkan atau tidak juga membuat para menterinya mau memperbaiki kinerjanya, ya sinyal yang sudah disampaikan jauh-jauh hari oleh Presiden terkait reshuffle akan menjadi kenyataan," ungkap Willy.
Tonton juga 'Prabowo Ditugaskan Garap Lumbung Pangan, Gerindra: Ini Terkait Pertahanan':
Lebih lanjut, anggota Komisi I DPR itu menilai Jokowi tidak hanya bicara kepada para menteri, tetapi juga masyarakat luas. Menurut Willy, Jokowi memperlihatkan bahwa dirinya tegas mengambil langkah terhadap para menterinya.
"Bisa disebut Presiden sedang berkomunikasi terhadap dua pihak, kepada para menterinya, sekaligus kepada publik. Kepada menterinya, Presiden seperti ingin mengatakan, 'di depan rakyat Indonesia saya peringatkan Anda semua untuk bekerja lebih keras lagi, lebih serius lagi'. Kepada publik dia ingin menyampaikan bahwa dirinya tegas terhadap menteri menterinya. Dia siap mengambil langkah apapun demi mampu merealisasikan kebijakan yang sudah diambilnya, termasuk reshuffle kabinet," tandas Willy.
Baca juga: Jokowi Ngegas Menteri Lagi |
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyentil kinerja para menterinya. Jokowi menyinggung sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang dilakukan selama ini justru tampak seperti cuti.
"Saya minta kita memiliki sense yang sama. Sense of crisis yang sama. Jangan sampai 3 bulan yang lalu kita menyampaikan bekerja dari rumah, work form home. Yang saya lihat ini kayak cuti malahan. Padahal pada kondisi krisis kita harusnya kerja lebih keras lagi," kata Jokowi, dalam rapat terbatas seperti diunggah dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, seperti dilihat detikcom, Kamis (9/7).