Corona RI Kini Tembus 68 Ribu, Prediksi Siapa yang Paling Mendekati?

Corona RI Kini Tembus 68 Ribu, Prediksi Siapa yang Paling Mendekati?

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 08 Jul 2020 19:17 WIB
Poster
Foto: Ilustrasi Corona di Indonesia (Edi Wahyono)
Jakarta -

Kasus Corona di Indonesia telah mencapai 68.079 kasus. Sejumlah pemodelan matematika pernah memprediksi jumlah kasus Corona yang bakal terjadi dan berakhir. Siapa yang prediksinya paling mendekati?

Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia per 8 Juli bertambah 1.853 menjadi 68.079. Penambahan kasus positif COVID-19 bisa dilihat di situs covid19.go.id dan disampaikan langsung oleh juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto. Data ini diperbarui setiap hari dengan cut off data pukul 12.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun jumlah angka pasien sembuh dari COVID-19 hari ini juga bertambah 800. Total pasien yang sudah dinyatakan sembuh ada 31.585.

ADVERTISEMENT

Beberapa pemodelan matematika yang memprediksi jumlah kasus dan akhir dari wabah Corona. Pemodelan ini pernah dibuat oleh beberapa pakar ahli. Dari mulai Universitas Gajah Mada, Tim Riset Gabungan Institut Teknologi Bandung dan kampus lain, Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia hingga prediksi dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Berikut ini daftar prediksi jumlah kasus dan akhir pandemi Corona di Indonesia:

MIPA UGM

Pakar statistika dan alumni MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) memprediksi pandemi virus Corona di Indonesia bakal berakhir Mei 2020. Analisis ini mengembangkan dari pemodelan teori antrean.

"Dari hasil analisis, pandemi COVID-19 akan berakhir pada 29 Mei 2020 dengan minimum total penderita positif di sekitar 6.174 kasus. Dengan intervensi pemerintah yang berhasil dengan baik, total penderita Corona positif minimal di sekitar 6.200 di akhir pandemi pada akhir Mei 2020," kata guru besar statistika UGM Prof Dr.rer.nat Dedi Rosadi, SSi, MSc, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom dari Humas UGM, Rabu (1/4/2020).

Pemodelan matematika ini dilakukan Dedi bersama Heribertus Joko dan Dr Fidelis I Diponegoro. Model yang dibuat dinamai model probabilistik yang berdasarkan data nyata atau probabilistik data-driven model (PDDM). Dengan model ini, diperkirakan penambahan maksimum total penderita virus Corona setiap harinya di sekitar minggu kedua April 2020, sekitar 7-11 April 2020.

Mengacu pada data yang ada, pandemi Corona ini bakal berakhir sekitar 100 hari setelah 2 Maret 2020 atau sekitar 29 Mei 2020.

Tonton video 'Tersedia 2021, Ada 350 Juta Dosis Vaksin Corona RI yang Disiapkan':

ILUNI Matematika UI

Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia (ILUNI Matematika UI) juga turut membuat permodelan yang memprediksi akhir wabah ini.

Pemodelan COVID-19 ini menggunakan sebuah model sederhana yang dikembangkan dengan model SIRU, Infected dan Unreported Case. Tim pembuatnya adalah Barry Mikhael Cavin, Rahmat Ali Kafi, Yoshua Yonatan H dan Imanuel M Rustijono.

Data yang digunakan untuk simulasi merupakan data kasus kumulatif dari tanggal 2 Maret hingga 29 Maret yang dipublikasikan oleh kawalcovid19.id. Data ini kemudian dihampiri dengan kurva eksponensial dan diestimasi dengan parameter X1, X2, X3. Asumsinya banyak orang yang terjangkit namun tak bergejala.

"Kita meyakini bahwa sebenarnya banyak orang yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala, seperti yang terjadi di negara lain," tulis Tim ILUNI Matematika UI dalam penjelasannya.

Mereka pun menyodorkan tiga skenario. Skenario 3 yang disodorkan terbukti meleset karena wabah Corona di bulan Juli masih berlangsung. Skenario 2 dan 1 belum bisa dilihat hasilnya. Berikut ini isi lengkap 3 skenario tersebut:

Skenario 1: Puncak pandemi terjadi tanggal 4 Juni dengan 11.318 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai ratusan ribu kasus. Pandemi berakhir pada akhir Agustus-awal September.

Skenario 2: Puncak pandemi terjadi tanggal 2 Mei dengan 1.490 kasus baru dengan akumulasi kasus positif mencapai 60.000 kasus. Pandemi berakhir pada akhir Juni - awal Juli. Skenario 2 yang paling mungkin terjadi jika kondisi saat ini dilanjutkan (kebijakan kurang tegas dan masyarakat tidak disiplin).

Skenario 3: Puncak pandemi terjadi tanggal 16 April dengan 546 kasus baru dan akumulasi kasus positif 17.000 kasus. Pandemi berakhir pada akhir Mei- awal Juni.

ITB, UNPAD, UGM higga Essex and Khalifa University

Sebuah pemodelan matematika dibuat oleh pakar dari berbagai universitas dan tim SimcovID.

Ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari ITB, Unpad, UGM, Essex and Khalifa University, University of Southern Denmark, Oxford University, ITS, Universitas Brawijaya, dan Universitas Nusa Cendana.

Peneliti membagi prediksi berdasarkan tiga level intervensi sebagai berikut:
1. Tanpa intervensi: Penyebaran virus dibiarkan tanpa penanganan.
2. Mitigasi (mulai 15 Maret 2020): Memperlambat penyebaran. 50 persen populasi diam di dalam tempatnya, 50 persen populasi bisa bepergian.
3. Supresi (jika mulai 12 April 2020): Menekan laju penyebaran. Karantina wilayah. Hanya mengizinkan 10 persen populasi yang bisa bepergian.

Untuk kasus Indonesia, pada saat itu belum masuk ke level supresi. "Indonesia cenderung mitigasi keras, belum supresi," kata Nuning Nuraini, peneliti matematika epidemiologi ITB yang ikut serta dalam riset ini, menjawab pertanyaan detikcom, Kamis (9/4/2020).

Namun, ketika memasuki level supresi, puncak Corona akan muncul pada akhir April hingga awal Mei 2020. Artinya, pertengahan Mei kasus Corona di Indonesia sudah mulai melambat alias angka kasus turun. Berikut ini rinciannya:

1. Tanpa intervensi
- Jumlah kematian: 2,6 juta
- durasi epidemi sejak intervensi: 4-5 bulan
- puncak kasus aktif: 55 juta (tengah Mei 2020)
- puncak kebutuhan ICU: 6 juta

2. Mitigasi (mulai 15 Maret 2020)
- Jumlah kematian: 1,2 juta
- durasi epidemi sejak intervensi: 10-13 bulan
- puncak kasus aktif: 5,5 juga (awal Juli 2020)
- puncak kebutuhan ICU: 600 ribu

3. Supresi (jika mulai 12 April 2020)
- Jumlah kematian: 120 ribu
- durasi epidemi sejak intervensi: 6-7 bulan
- puncak kasus aktif: 1,6 juta (akhir April-awal Mei 2020)
- puncak kebutuhan ICU: 180 ribu

Penelitian dengan draf bertanggal 6 April 2020 ini didasarkan pada data sampai 31 Maret 2020. Hasil pemodelan ini ketika itu belum melalui penelaahan sejawat (peer review).

BIN

Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan pemodelan yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN) mengenai estimasi jumlah kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Hasilnya, jumlah positif Corona di Indonesia pada Juli 2020 bisa mencapai lebih dari 100 ribu kasus.

Pemodelan tersebut diungkapkan Doni dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, yang digelar secara virtual, Kamis (2/4/2020). Doni menayangkan data pemodelan tersebut di layar.

"Estimasi jumlah kasus di Maret 1.577 masukan BIN. Ini relatif akurat. Estimasi akhir April 27.300, puncaknya pada akhir Juni dan akhir Juli," kata Doni dalam rapat.

Dalam data itu disebutkan bahwa puncak kasus positif Corona terjadi pada Mei, dengan penambahan jumlah kasus dari April ke Mei sebanyak 68.144.

Berikut ini estimasi jumlah kasus positif virus Corona sebagaimana pemodelan BIN:
- Estimasi jumlah kasus di akhir Maret 1.577 (realita 1.528, akurasi prediksi 99 persen)
- Estimasi jumlah kasus di akhir April 27.307
- Estimasi jumlah kasus di akhir Mei 95.451
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juni 105.765
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juli 106.287

LSI Denny JA

LSI Denny JA juga melakukan riset dengan mengolah data dari berbagai sumber terkait tren kasus COVID-19 di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Riset ini berbeda dengan riset LSI Denny JA sebelumnya yang merupakan survei opini publik, melainkan riset ini bertujuan mengolah data sekunder. LSI Denny JA membaca tren data dunia dan Indonesia atas kasus Corona.

Tujuan dari riset ini ingin menjawab apakah dan kapankah puncak pandemi terlampaui, bisakah kita prediksi kapan pandemik berakhir. Adapun dari pertanyaan itu diolah LSI Denny JA dari 3 sumber data dan informasi, yakni Worldometer data dunia virus Corona, Singapore University of Technology and Design, dan berbagai hasil riset lainnya.

"Negara Indonesia termasuk negara menengah (Kategori B) dari sisi kecepatan menyelesaikan kasus virus Corona untuk mencapai level 99% tuntas. Tercapainya level 99% itu untuk kasus Indonesia diperkirakan di bulan Juni 2020," tulis LSI Denny JA dalam keterangannya, Rabu (29/4/2020).

Prediksi LSI Denny JA ini tidak memperkirakan jumlah kasus yang akan terjadi. Namun LSI Denny JA memprediksi kasus Corona 99% tuntas pada Juni 2020.

Halaman 2 dari 3
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads