Pak Jokowi, Kondisi Ekonomi Warga Zona Merah Memburuk

Pak Jokowi, Kondisi Ekonomi Warga Zona Merah Memburuk

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 07 Jul 2020 16:31 WIB
Poster
Foto ilustrasi oleh Edi Wahyono
Jakarta -

Situasi ekonomi di Indonesia di tengah pandemi Corona (COVID-19) disorot dan mendapat keluhan masyarakat. Mayoritas masyarakat di zona merah menilai ekonomi Indonesia memburuk.

Hal ini dilihat dari hasil survei LSI Denny JA, ada 74,8 persen masyarakat menyebut ekonomi Indonesia jauh lebih buruk atau lebih buruk. Sementara yang menjawab ekonomi sama saja dan tidak ada bedanya itu hanya 22,4 persen.

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 8.000. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner dengan margin of eror +- 2,05 persen, waktu survei 8 hingga 15 Juni 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mayoritas merasa ekonomi mereka memburuk, 74,8 persen menilai jauh lebih buruk atau lebih buruk. Yang menjawab sama saja tidak ada bedanya 22,4 persen, jauh lebih baik atau lebih baik 2,2 persen, tidak tahu atau tidak jawab 0,6 persen," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, Selasa (7/7/2020).

Ekonomi memburuk itu paling dirasakan oleh kalangan yang memiliki penghasilan di bawah Rp 1,5 juta, dengan persentase 81,3 persen menyatakan ekonomi jauh lebih buruk atau lebih buruk. Sementara di tingkat pendidikan warga yang merasa ekonomi jauh lebih buruk itu paling banyak warga yang lulus SD atau di bawahnya 78,7 persen.

ADVERTISEMENT

Kondisi ekonomi yang memburuk ini juga merata ke semua penganut agama di Indonesia. Agama Islam, Hindu, Protestan Katolik, dan lainnya juga merasa sama. "Kondisi ekonomi semua segmen memburuk, terutama agama Hindu," katanya.

Berikut dengan gender, baik perempuan dan laki-laki juga sama-sama merasa ekonomi memburuk. Laki-laki yang menilai jauh lebih buruk atau lebih buruk ada 75,0 persen dan perempuan ada 50 persen. Ini juga dirasakan seluruh usia 19 tahun hingga 50 tahun ke atas, yang paling merasa ekonomi memburuk itu di rentang usia 30-39 tahun.

Sementara dari segi partai politik juga sama, pendukung partai politik yang mendukung pemerintahan atau yang tidak mendukung juga merasakan hal serupa. Mereka sama-sama merasakan ekonomi memburuk setelah ada Corona.

"Kekhawatiran tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga merata di semua konstituen partai politik. Rata-rata di atas 80% mereka menyatakan khawatir," kata Ardian.

Kategori Pemilih saat Pilpres dengan pertanyaan 'bagaimana kondisi keuangan atau ekonomi rumah tangga Ibu/Bapak saat ini dibandingkan dengan sebelum adanya wabah virus Corona. Apa jauh lebih buruk, lebih buruk, sama saja, atau jauh lebih baik?'. Berikut hasil survei berdasarkan pendukung saat Pilpres:

- pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin: jauh lebih buruk/lebih buruk ada 76,3 persen, sama saja/tidak ada beda ada 21,0 persen.
- pemilih Prabowo-Sandiaga: jauh lebih buruk/lebih buruk ada 74,2 persen, sama saja/tidak ada beda ada 23,3 persen.
- Rahasia/tidak tahu/tidak jawab: jauh lebih buruk/lebih buruk ada 71,1 persen, sama saja/tidak ada beda ada 26,4 persen.

Atas dasar ini LSI juga memberikan rekomendasi. Ada 7 rekomendasi dari LSI, yaitu LSI meminta pemangku kebijakan agar lebih hati-hati krisis sosial, kedua publik tetap dibebaskan mencari nafkah asal tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat, ketiga influencer elit bekerja secara massif. Keempat, LSI juga meminta aneka bantuan sosial yang sudah diprogramkan secepatnya disalurkan dan harus tepat sasaran, kelima pemerintah harus lebih hati-hati, dan menahan diri untuk mengeluarkan kebijakan yang tidak populer, terutama kebijakan yang makin membebani ekonomi rakyat.

Kemudian LSI juga meminta para elit yang berhadapan secara politik menunda dulu provokasi yang dapat membelah publik dan membuat mereka makin membara. Terakhir hindari spirit setelah COVID selesai dulu, kita perlu sama-sama kembali menggerakkan ekonomi sedini mungkin. Agar kondisi ekonomi tak makin memburuk.

"Dengan persepsi publik terhadap ekonomi yang berada di zona merah, maka saat ini publik seperti rumput kering yang mudah dibakar. Diawali dengan krisis kesehatan, ditambah krisis ekonomi, maka bisa berubah menjadi krisis sosial dan krisis politik," pungkas Ardian.

Halaman 2 dari 2
(zap/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads