Gempa magnitudo (M) 5,4 mengguncang Lebak, Banten, dan terasa hingga Jakarta. BMKG menjelaskan gempa ini dipicu aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis, Selasa (7/7/2020).
Gempa ini berjenis gempa bumi menengah. Rahmat menjelaskan, dari hasil analisis mekanisme sumber, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.
Gempa ini terjadi pada pukul 11.44 WIB. Gempa berpusat di 18 km barat daya Rangkasbitung, Lebak, Banten, dengan kedalaman 82 km.
Tonton video 'Gempa M 5,4 di Banten, Terasa Hingga ke Jakarta':
Guncangan gempa dirasakan dalam skala III-IV MMI di Lebak. Skala III-IV artinya pada siang hari getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Gempa juga dirasakan dalam skala III MMI di Cihara, Rangkasbitung, Bayah, Pandeglang, Malingping, Cibeber, Banjarsari, dan Sukabumi. Kemudian skala II-III MMI di Jakarta, Depok, dan Bandung. Skala II-III artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan ada truk berlalu.
Gempa juga terasa di Tangerang Selatan dan Bakauheni dalam skala II MMI. Skala II MMI artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Rahmat mengatakan, hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan BMKG menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tutur Rahmat.