Istana Redam Reshuffle, Gaya Khas Jokowi

Istana Redam Reshuffle, Gaya Khas Jokowi

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Senin, 06 Jul 2020 16:57 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (Biro Pers Sekretariat Presiden/detikcom)
Jakarta -

Munculnya teguran dari Presiden Jokowi untuk menteri yang tak punya sense of crisis mengawali isu reshuffle kabinet. Namun isu yang tengah memanas langsung diredam Istana.

Teguran keras Jokowi ke menteri yang tak punya sense of crisis sebenarnya diluncurkan Jokowi di Sidang Kabinet Paripurna 18 Juni 2020. Namun videonya baru diunggah ke YouTube sepuluh hari kemudian. Begitu video beredar, banyak pihak langsung bereaksi menyebut kemarahan Jokowi tersebut adalah sinyal kuat reshuffle kabinet, bahkan beredar beberapa isu liar soal bocoran reshuffle kabinet.

Obrolan soal reshuffle kabinet sontak menghangat. Tak hanya pakar politik, parpol pun angkat bicara soal reshuffle kabinet. Sejumlah elite PDIP bahkan menyebut lebih cepat lebih baik dilakukan reshuffle kabinet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun isu santer tersebut langsung terbantahkan saat orang kepercayaan Presiden Jokowi, Mensesneg Pratikno, melontarkan pernyataan yang menyejukkan di tengah isu santer reshuffle kabinet.

"Jadi, kalau progresnya bagus, ngapain di-reshuffle? Intinya begitu. Tentunya dengan progres yang bagus ini, isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus. Sekarang sudah bagus dan semoga bagus terus. Tentu saja kalau bagus terus ya nggak ada isu, nggak relevan lagi reshuffle," ujar Pratikno yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/7/2020).

ADVERTISEMENT

Kenapa isu reshuffle kabinet dibiarkan berumur singkat? Rupanya, setelah teguran keras Jokowi, kinerja kementerian/lembaga menunjukkan tren positif. Serapan anggaran yang jadi catatan Jokowi langsung dieksekusi.

"Tapi dalam waktu yang relatif singkat kita melihat progress yang luar biasa di kementerian/lembaga antara lain bisa dilihat dari serapan anggaran yang meningkat, program-program yang sudah mulai berjalan. Artinya, teguran keras tersebut punya arti yang signifikan. Teguran keras tersebut dilaksanakan secara cepat oleh kabinet," katanya.

Terkait singkatnya isu reshuffle kabinet, pakar politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, memandang ini bagian dari ciri khas Presiden Jokowi. Jokowi ingin menegur para menteri tanpa menimbulkan kegaduhan.

"Ini biasa, ciri khas Jokowi, nggak pengin masyarakat gaduh, kinerja menteri terganggu. Apalagi isu reshuffle ini hangat dibicarakan publik," kata Hendri kepada wartawan.

Hensat, sapaan Hendri Satrio, berpandangan, Jokowi saat ini butuh menteri yang bisa bekerja total membantunya. Maka menteri-menteri akan lebih baik bila bekerja 'all out' tanpa resah soal kena reshuffle atau tidak.

Hendri SatrioHendri Satrio (Ari Saputra/detikcom)

"Presiden pasti menginginkan menteri-menterinya dan para pimpinan lembaga bentukan Presiden tetap bekerja benar sesuai target yang dicanangkan Presiden, bukan malah gelisah deg-degan takut kena ganti," kata dia.

Karena itu, setelah para menteri bekerja dengan baik, Presiden merasa isu reshuffle tak perlu digaungkan lagi. Setidaknya sampai penilaian kinerja menteri berikutnya.

"Presiden sekaligus ingin memberikan kesempatan kepada menterinya memperbaiki kinerja mereka sampai pengumuman reshuffle benar-benar disampaikan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(van/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads