Di tempat yang sama tampak pula Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Munahar Muchtar. Dia sempat pula menyampaikan orasi dari atas podium.
"Saya hadir atas nama MUI Indonesia, baik Provinsi DKI dan para pimpinan MUI provinsi 34, kita sudah keluarkan maklumat bahaya laten komunis gaya baru saat ini. Ini adalah musuh nyata, musuh besar bagi bangsa Negara Republik Indonesia," ujar Munahar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munahar menegaskan sikap untuk menolak RUU HIP. Dia meminta agar RUU HIP tidak lagi dibahas, bahkan mengancam akan adanya gelaran aksi besar-besaran bila pembahasan RUU HIP masih dilanjutkan.
"Kalau ini terpaksa dan di DPR tetap UU akan dijalankan MUI membuat maisyah masirah kubro. Kita akan melaksanakan besaran, 80% umat Islam akan turun. Kalau ini terjadi akan terjadi 212 jilid dua, bahkan lebih besar," katanya.
"Tujuan kita membela negara, membela Pancasila, ini adalah amanat telah diberikan pahlawan, yang diberikan pendahulu kita, tidak ada hak komunis hidup di negara kita," imbuhnya.
Slamet pun sebelas-dua belas dengan apa yang disampaikan Munahar. Tuntutan sedari awal disebut Slamet sudah jelas yaitu membatalkan dan mencabut RUU HIP dari Prolegnas.
"Kita tidak menuntut ditunda, diganti judulnya karena sudah terbukti rancangan ini memecah belah anak bangsa, menjadi gaduh nasional, bahkan sebagian ormas besar sudah menolaknya," kata Slamet.
"Kalau ini belum dipenuhi, kami akan terus berjuang bahkan kami akan menyiapkan aksi yang jauh lebih besar dari aksi yang pernah kita lakukan untuk menyelamatkan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," sebut Slamet menambahkan.
(dhn/maa)