Persentase atau tingkat kematian COVID-19 di Indonesia lebih tinggi ketimbang tingkat kematian COVID-19 rata-rata dunia. Apa sebabnya sehingga tingkat kematian COVID-19 di RI lebih tinggi?
"Ya karena datanya masih seperti itu, data ini masih sementara sifatnya," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), kepada detikcom, Minggu (5/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan tingkat kematian COVID-19 dihitung dengan cara membagi jumlah kematian dengan kasus positif, kemudian dikalikan 100. Dengan cara menghitung seperti ini, bisa saja suatu kawasan punya angka kematian 100% meski hanya ada 1 orang meninggal akibat COVID-19.
"Di Bali, pernah terjadi tingkat kematian 100% karena kasusnya 1 dan 1 kasus itu meninggal dunia. Artinya, angka ini tidak bisa dipakai pedoman, karena ini dinamis," kata Yuri.
Dengan cara menghitung tingkat kematian itu pula, angka kematian yang konstan akan menjadi turun apabila jumlah kasus positif naik. Yurianto menolak berspekulasi bahwa tingginya tingkat kematian COVID-19 di RI disebabkan oleh kondisi masyarakat dan penanganan COVID-19 di dalam negeri yang masih perlu ditingkatkan kualitasnya.
"Terlalu dini untuk menyimpulkan itu," kata Yuri.
Tonton video 'Virus Corona Diklaim Dapat Menular Lewat Udara':
Yuri juga menepis dugaan bahwa tingginya tingkat kematian COVID-19 di Indonesia disebabkan oleh jenis virus Corona yang mewabah di dalam negeri.
"Artinya hari ini kita lebih tinggi rata-ratanya, cuma begitu saja, tidak usah diartikan macam-macam. Angka ini masih bergerak," kata Yuri.
Sebelumnya, dalam siaran langsung akun YouTube BNPB Indonesia, Yuri menjelaskan tingkat kematian COVID-19 di Indonesia adalah 5%. Rata-rata tingkat kematian COVID-19 di dunia tidak setinggi itu.
"Angka kematian kita berada pada 5%. Inipun relatif lebih tinggi dibanding angka rata-rata dunia yang saat ini mencapai 4,72%," kata Yuri, dalam siaran langsung akun YouTube BNPB Indonesia, beberapa saat tadi.