Theo F Toemion, Si Nyentrik yang Kerap Kesandung

Theo F Toemion, Si Nyentrik yang Kerap Kesandung

- detikNews
Rabu, 28 Des 2005 17:54 WIB
Jakarta - Sosok Theodorus Fransisco Toemion sungguh nyentrik, baik penampilannya, koleksinya, juga kisah hidupnya. Siapa nyana dia pernah kesandung menjadi pastor?Namanya mencuat ketika menjadi pengamat pasar modal dan pasar uang, sekaligus pemain valas. Dengan nama ngetop Theo F Toemion, kolektor kacamata berbagai bentuk ini cukup lumayan komentarnya untuk dimuat media massa.Penampilan pria kelahiran Manado 21 September 1956 ini cukup khas. Suspender alias bretel tak pernah lenyap dari gaya busananya.Tak ketinggalan kacamata yang kerap berganti-ganti model, dari yang hanya sebesar kelopak mata, mata kucing, persegi panjang, hingga jajaran genjang.Kini, Rabu (28/12/2005), Theo menjadi pesakitan KPK dan terancam mendekam di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya lantaran kasus penyimpangan kegiatan promosi Indonesia Investment Year (IIY) 2003-2004 yang dilakukannya saat menjadi kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).Kisah perjalanan hidup manusia memang tidak selamanya mulus. Begitu juga dengan Theo. Bukan kali ini saja dia tersandung. Kisah hidupnya cukup berliku-liku.Kesandung Jadi PastorAnak ke-4 dari 7 bersaudara ini pernah kesandung menjadi pastor. Padahal itulah angan-angan Theo. Namun dia dikeluarkan saat naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Pastor pembimbing waktu itu mengatakan, Theo akan lebih sukses hidup di luar biara.Dengan modal ijazah SMA, Theo lalu bekerja di Bank Indonesia cabang Surabaya. Kemudian mengikuti Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Bank di Jakarta selama 3 tahun. Theo sempat bekerja di bagian pengawasan BI selama setahun.Dia lolos seleksi intern untuk ditempatkan di London dan menjadi staf termuda pada umur 23 tahun. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Dia belajar valas di Paris, London, Amsterdam, dan Kopenhagen. Mempelajari bank sentral di Denmark dan Belanda, dan menggeluti cadangan emas di Swiss.Lima tahun bermukim di Inggris, Theo ingin pulang ke Tanah Air. Tetapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi izin tinggal tetap, serta bisa bekerja apa saja.Ketika pulang ke Indonesia, Theo minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Bank Dunia atau IMF. Tapi keasyikan bermain valas membuatnya malas bersekolah, meski sudah diterima di LSE.Karir politiknya dimulai ketika menjadi anggota Fraksi PDIP DPR di Komisi IX yang membidangi keuangan. Dia kemudian menjadi ketua Panitia Khusus Amandemen UU BI.Era pemerintahan Mega-Hamzah, Theo dipercaya menjadi kepala BKPM. "One stop service" menjadi kalimat andalannya dalam setiap wawancara, merujuk pada program satu atap untuk perizinan investasi di Indonesia. Hingga berganti era kepemimpinan ke SBY-JK, Theo masih memimpin BKPM.Kesandung BocahNama Theo menjadi perbincangan cukup heboh lantaran memukul seorang bocah 14 tahun dan seorang perempuan, keduanya warga AS, di Jakarta International School, sekolah yang berafiliasi dengan Kedutaan AS, pada 17 April 2005.Theo mengaku tindakannya dilakukan karena merasa putra bungsunya, Daniel (7), diperlakukan secara diskriminatif. Daniel saat itu dikeluarkan oleh wasit -- bocah 14 tahun -- dari pertandingan basket karena melakukan kesalahan.Kasusnya cukup membuat gempar hingga Theo diancam tidak diberikan visa ke AS. Cercaan kepadanya terus berlanjut. Buntutnya, Theo menyampaikan pengunduran diri ke Presiden SBY.Pemerintah pun menyambut baik pengunduran diri Theo. Tak sampai sebulan dari kasus itu, pada 3 Mei 2005, Theo diganti oleh Muhammad Luthfi, mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda, yang juga mantan anggota tim sukses SBY-JK pada Mei 2005.Namun pemerintah menegaskan, pergantian yang dilakukan pada tersebut tidak ada hubungannya dengan rencana pengunduran diri Theo.Kesandung KPKKisah Theo tak berhenti. Suami Sandra Pingkan Adriana Lolong (45) dan ayah dari 5 anak ini menjalani pemeriksaan di KPK pada 7 Desember 2005.Itu merupakan panggilan kedua yang dilayangkan kepada dirinya. Panggilan pertama, dia berhalangan dengan alasan sakit.KPK menyatakan pemeriksaan terhadap Theo berkaitan dengan dugaan penyimpangan proyek Indonesian Investment Year (IIY) 2003-2004 saat menjabat kepala BKPM.Pada 2003, Theo mengadakan program IIY dan melakukan perjalanan ke beberapa negara untuk keperluan promosi, antara lain Singapura, Inggris dan AS, bersama beberapa pengusaha Indonesia.Ayah dari Monika (19), Abi (16), Keisha (14), Dorothea (12), dan Daniel (7) ini kemudian dicekal Ditjen Imigrasi Departemen Hukum dan HAM atas perintah dari KPK pada 8 Desember 2005.Duapuluh hari kemudian, tepatnya Rabu 28 Desember, Theo menjadi tahanan KPK yang dititipkan di Rutan Polda Metro Jaya. Namun ini versi KPK. Sedangkan pengacara Theo, menyangkal. (sss/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads