Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menilai risiko peningkatan kasus virus Corona di Indonesia cenderung rendah. Hal ini berdasarkan pada jumlah titik penyebaran zona merah virus Corona di Indonesia yang menampakkan pengurangan signifikan.
"Mungkin saya bisa jelaskan yang penting di sini ya, jadi kalau melihat dari kondisi setiap minggu dari Mei sampai 28 Juni di sini terlihat daerah merahnya dari banyak makin lama makin turun. Artinya, risiko peningkatan kasusnya turun dari waktu ke waktu. Berarti kan baik itu," kata Wiku dalam Live di Youtube BNPB Indonesia, Jumat (2/7/2020).
![]() |
Gugus tugas telah memperbarui peta penyebaran virus Corona secara nasional per 28 Juni 2020. Secara keseluruhan, terjadi penurunan zona merah atau daerah risiko tinggi dari 108 kabupaten/kota per 31 Mei 2020 menjadi 65 kabupaten kota per 7 Juni 2020. Angka kembali turun menjadi 51 kabupaten/kota per 14 Juni 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, angka tersebut sempat meningkat menjadi 57 kabupaten/kota per 21 Juni 2020. Kini, per 28 Juni 2020 dilaporkan ada 53 daerah zona merah beresiko tinggi COVID-19.
Tonton video 'Kasus Positif Corona di RI Tembus 60 Ribu, Berikut Sebarannya':
Atas hal ini, Wiku beranggapan bahwa tren penurunan risiko kasus Corona ini tidak boleh hanya dilihat melalui data saja. Melainkan, kata Wiku, perlu memperhatikan kondisi setiap daerah.
"Jadi melihat Indonesia tidak bisa dilihat dari Jakarta atau Monas, kita harus bisa lihat per satu daerah dan disini hanya sekedar summary atau ringkasan melihat secara keseluruhan yang ada di Indonesia," ungkapnya.
Selain itu, Wiku juga menyoroti dinamika presentase penambahan zona hijau dan kuning COVID-19 di Indonesia. Ia mengatakan bahwa ketangguhan bangsa Indonesia bisa dilihat dengan keberadaan zona hijau dan kuning yang berada di sekitar 50 persen dari total kabupaten kota.
"Kemudian yang penting di sini, adalah yang zona kuning dan hijau ini berfluktuasi dari sekitar 46,7 persen sampai dengan 55,25 persen. Tertingginya adalah 58,37 persen pada tanggal 21 Juni. Ini menunjukkan apa sebenarnya? Kalau saya sebut sebagai ketangguhan dari bangsa Indonesia dilihat dari daerahnya. Minimal sekitar 50 persen daerah di Indonesia risiko peningkatan kasusnya rendah dan tidak terdampak. Itu adalah modal bangsa kita membangun ke depan," jelasnya.