Selain mengenai pemanfaatan RSKI Pulau Galang, dalam rapat koordinasi tingkat menteri tersebut, dibahas mengenai percepatan produksi PCR kit oleh PT Bio Farma. Berdasarkan laporan Menkes Terawan Agus Putranto dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir, kemampuan produksi PCR kit oleh PT Bio Farma sudah mencapai 50 ribu per minggu atau 200 ribu per bulan.
Untuk mencukupi kebutuhan di Indonesia sendiri, Menkes mengatakan diperlukan minimal sebanyak satu juta kit. Dirut Bio Farma mengatakan saat ini pihaknya tengah membuat rancangan untuk pemanfaatan bekas laboratorium flu burung agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produksi PCR kit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhadjir pun mendukung penuh produksi PCR kit dari dalam negeri. Menurutnya, pemerintah sangat berkepentingan untuk memproteksi produk dalam negeri dan bisa diserap di pasar sendiri.
"Intinya, kita punya semangat untuk memberikan proteksi produk dalam negeri. Misalnya Bio Farma bisa memproduksi dengan kapasitas maksimal, maka kita akan upayakan agar diserap di pasar. Nanti kita akan memperkecil (impor) PCR dari luar, sehingga jangan sampai itu menimbulkan pasar tidak sempurna. Itu (PCR kit dalam negeri) tentunya lebih murah dan lebih kompatibel dengan pasar Indonesia," papar Muhadjir.
(zak/tor)