Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menjelaskan soal penanganan Corona di Indonesia. Dia mengatakan pemerintah menangani Corona dengan baik sehingga tak ada pasien yang telantar.
Arya mengatakan pada awal pandemi Corona di Indonesia memang sempat ada antrean pasien terkait Corona. Lalu pemerintah mengambil langkah dengan membuat rumah sakit darurat (RSD) di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
"Pak Jokowi minta Pak Erick Thohir untuk membuat RSD. Dalam waktu 3 hari, karena Pak Erick pernah jadi Ketua Asian Games, dia melihat Wisma Atlet bisa jadi RSD. Di sana bisa disiapkan 3.000 tempat tidur," kata Arya dalam saat berbicara di program ILC tvOne, Selasa (30/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sakit parah, itu masuk rumah sakit yang jadi rujukan. Sementara yang tidak parah secara fisik, tidak perlu sampai berat dipindahkan ke RS Wisma Atlet," tambahnya.
Dia mengatakan, setelah RSD Wisma Atlet berfungsi, dia tak pernah mendengar ada orang yang antre masuk RS. Kebijakan membuat RSD ini lalu diterapkan di Jawa Timur.
Arya mengatakan kondisi di Indonesia berbeda dengan di Eropa. Dia mengatakan pasien di tingkat kabupaten pun bisa terlayani.
"Tunjukkan ke saya, di mana ada pasien Corona telantar, terbengkalai, tak terlayani. Bahkan RS di kabupaten punya 10-20 tempat tidur di ICU dengan ventilator. Artinya, ada kesiapan dari pusat sampai kabupaten," ujar dia.
"Beda dengan di Eropa, seperti di Italia dan Jerman, kita tidak mengalami penumpukan pasien. Itu yang tidak disadari," imbuhnya.
Arya kemudian mengatakan pemerintah pun menyiapkan laboratorium untuk pengetesan spesimen Corona. Pemerintah lalu memesan alat uji spesimen Corona dari Swiss untuk kemudian disebarkan ke daerah agar pemeriksaan spesimen tidak terpusat hanya di laboratorium milik Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Selain itu, pemerintah, bekerja sama dengan perguruan tinggi, membuat ventilator untuk kebutuhan pasien Corona. Dia mengatakan sebelumnya kebutuhan ventilator dipenuhi dengan cara impor.
"Pak Jokowi juga meminta ventilator yang selama ini impor, lalu dengan sangat cepat, Pak Jokowi minta ke perguruan tinggi dengan didampingi BUMN membuat ventilator. Di Bandung, teman-teman membuat rapid test dengan sangat cepat. Sekarang setelah terkondisi masalah kesehatan, Pak Jokowi bilang, ada yang perlu kita persiapkan, yaitu ketahanan pangan. Secepatnya mencari lahan ketahanan pangan. Jadi dengan cepat Pak Jokowi minta kementerian terkait untuk mempersiapkan," ujar Arya.
Dia mengatakan pemerintah berusaha menahan laju angka reproduksi virus (Rt) Corona. Menurutnya, pemerintah juga berusaha meredam dampak lain dari Corona, seperti sektor kesehatan dan psikologis.
"Yang pasti sekarang ini Pak Jokowi minta ke menteri dan langsung dikerjakan," kata Arya.