Moeldoko soal Corona: Menteri Berpikir Satu Bantu Presiden, Jangan Lain-lain

Moeldoko soal Corona: Menteri Berpikir Satu Bantu Presiden, Jangan Lain-lain

Tim detikcom - detikNews
Senin, 29 Jun 2020 16:33 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko
Foto: Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Andhika-detikcom)
Jakarta -

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengungkap kebijakan makro Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanganan virus Corona (COVID-19). Para menteri dan kepala lembaga diharapkan fokus untuk membantu merealisasikan strategi besar tersebut.

"Ini beberapa hal yang ditekankan oleh presiden sehingga kebijakan makro presiden yang pertama jangan ada persoalan COVID-19..... (Harus) Diselesaikan tuntas, jangan banyak korban, harus betul-betul bisa dijalankan," kata Moeldoko kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (29/6/2020).

Kebijakan makro kedua yakni Jokowi ingin masyarakat tetap bisa hidup dengan baik di tengah pandemi Corona ini. Karena itu, pemerintah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua persoalan rakyat Indonesia harus biasa menjalankan kehidupan dengan baik, dengan ketersediaan makanan yang cukup, maka bansos diberikan, jaring pengaman sosial diberikan, untuk itu jangan sampai terlambat," ujar Moeldoko.

Selain itu, pemerintah ingin usaha yang dijalankan masyarakat tetap beroperasi dengan baik meskipun menghadapi ujian pandemi Corona. Pemerintah tidak ingin gelombang PHK semakin meluas. Karena itu, para menteri diharapkan fokus mewujudkan kebijakan makro tersebut.

ADVERTISEMENT

"Ketiga, masyarakat dunia usaha harus bisa menjalankan usahanya dengan baik. Agar UMKM tidak ada mem-PHK, PHK, korporasi juga seperti itu tidak PHK. Pekerjanya agar tidak terjadi pengangguran meluas. Itu strategi besar. Maka menteri semuanya harus menuju ke sana. Jangan berpikir-pikir yang lain-lain, berpikir satu membantu Presiden," imbuh dia.

Terkait hal ini, kata Moeldoko, Jokowi sudah beberapa kali mengingatkan para menteri untuk bekerja ekstra luar biasa. Menurut Moeldoko, Jokowi tidak ingin penanganan Corona dengan cara-cara biasa saja.

"Presiden pandang perlu adanya semangat bersama untuk mengatasi COVID. Karena Presiden khawatir para pembantunya ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan, ini peringatan yang beberapa kali disampaikan presiden. Peringatannya adalah ini situasi krisis yg perlu mendapatkan penaganan yang extraordinary. Penanganan yang tidak cukup dengan biasa-biasa, tidak cukup dengan cara-cara linear tapi harus dengan seorang pemimpin dari sebuah lembaga harus mengambil langkah-langkah efektif, efisien, dan tepat sasaran," kata Moeldoko.

Moeldoko mengatakan Jokowi masih menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan. Karena itu, kata Moeldoko, peringatan yang disampaikan Jokowi kali ini jauh lebih keras.

"Untuk itu Presiden beberapa kali katakan ini dan masih ada hal-hal yang di lapangan yang tidak sesuai dengan harapan beliau, maka penekanaan saat ini jauh lebih keras dari sebelumnya. Penekanan-penekanan ini sebenarnya beberapa kali, tapi yang kemarin barangkali jauh lebih keras, agar apa? Agar persoalan COVID itu dengan pendekatan kesehatan sebagau prioritas, dan pendekatan sosial ekonomi dan keuangan betul-betul bisa terakselerasi dengan baik dan cepat. Tetapi pada kenyataannya ada sektor-sektor lain yang msasih lemah. Untuk itu diingatkan sekali lagi agar tidak boleh terjadi," ujar Moeldoko.

Halaman 3 dari 2
(knv/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads