Direktur Media dan Komunikasi Publik Politika Research dan Consulting (PRC), Dudi Iskandar mengatakan para calon yang nanti maju di Pilkada 2020 harus bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana kampanye. Sebab, Ia menyebut ada pergeseran pola kampanye bila pilkada dilaksanakan di masa pandemi virus Corona (COVID-19) seperti saat ini.
"Kalau dulu orang kampanye ada band, ada jalan sehat ada kumpul-kumpul, ada secara terbuka. Ketika kampanye sekarang, kita tidak lagi ada yang disebut dengan kumpul-kumpul. Semua dialihkan dengan apa yang disebut dengan media sosial atau melalui virtual, tatap muka virtual, perkumpulan-perkumpulan virtual. Ini yang disebut dengan teori komunikasi itu dengan peradaban layar," kata Dudi dalam diskusi daring bertajuk 'Pilkada 2020: Kontestasi di Masa Pandemi', Minggu (28/6/2020).
Dudi mengatakan para calon harus bisa mengoptimalkan media sosial sebagai sarana kampanye. Ia menyebut para calon harus membentuk tim kreatif yang ahli mengelola media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengoptimalkan kampanye di media sosial, mau perang tagar atau mau trending topic di Twitter, siaran langsung di Facebook atau membuat akun YouTube, itu yang penting. Di sini disebut dengan kreasi tim sukses jadi peradaban layar itu ditentukan oleh tim kreatifnya para tim sukses," ujarnya.
Dudi mengatakan para calon juga harus bisa membuat slogan, kalimat kampanye yang menarik untuk diunggah di media sosial. Slogan yang dibuat itu harus bisa membentuk opini publik.
"Kalau sudah menjadi opini publik ini akan menjaga keuntungan. Opini publik itu yang pertama tim sukses itu harus memiliki isu central. Isu yang diusung dari A sampai Z. Dari awal sampai akhir itu, jangan berubah-ubah," sebutnya.
Selain itu, Dudi menilai para calon juga harus pandai memanfaatkan media massa. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan dengan cara para calon mengandeng media massa itu untuk berkampanye.
"Apa sesungguhnya yang harus dilakukan calon itu untuk mendapatkan keuntungan penggunaan media massa dan media sosial. Tentu calon harus senantiasa bergandengan dan berdampingan dengan media dengan wartawan dengan media konvensional mau tidak mau. Bahkan banyak calon menggandeng wartawan sebagai tim suksesnya," kata Dudi.
Sementara itu, bakal calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengaku pelaksanaan Pilkada di masa pandemi memiliki tantangan tersendiri. Sebab, ia menyebut di masa pandemi tidak lagi bisa melaksanakan kampanye dengan mengumpulkan massa.
"Tantangan pertama bagaimana Pilkada ini berhasil dengan Pilkada tanpa kumpul ya, kira-kira begitu menjadi tantangan bagi kita semua. yang berikutnya adalah bagaimana kita bisa dipilih tanpa ketemu nah ini ada dua tantangan yang harus dijawab oleh semua calon," kata Danny.
Namun, ia mengatakan tantangan-tantangan itu malah bisa jadi sebagai bentuk pengujian untuk para calon. Pengujian untuk membuktikan jika Pilkada di masa pandemi bisa lebih berkualitas dari pada Pilkada sebelumnya.
"Ini merupakan tantangan sekaligus pengujian bagi para calon akan bisa kita balikan suasananya, justru Pilkada ini yang paling berkualitas karena tantangannya tidak gampang, variabelnya sangat rumit dan kompleks. Di mana suasana COVID dengan standar apa namanya social distancing, misalnya dengan standar-standar covid itu merupakan kesulitan tersendiri bagi setiap kandidat," ujarnya.