Aksi baku hantam warga dan perangkat desa Talang Panjang, Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu, diduga dipicu protes warga yang tidak masuk sebagai penerima BLT dana desa. Warga yang protes tergolong kaya karena memiliki kendaraan roda empat.
Kepala Desa (Kades) Talang Panjang Naidi Abran mengatakan protes warga terjadi saat akan dimulainya pembagian BLT di balai desa. Tiba-tiba datang sekelompok ibu rumah tangga yang protes karena tidak masuk sebagai penerima BLT.
"Saat mereka protes mereka minta pembagian BLT ditunda karena nama mereka tidak masuk, lalu datang warga lain lalu mulai menyerang kami, akhirnya terjadi keributan," ujar Naidi saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga 'Pembagian BLT di Bengkulu Diwarnai Adu Jotos!':
Naidi mengatakan warga yang protes tidak masuk dalam daftar karena mereka bukan golongan orang tidak mampu. Apa lagi sebagian besar dari warga yang protes memiliki kendaraan roda empat bahkan ada yang punya dua kendaraan. Karena itulah ke 25-KK tersebut tidak masuk dalam daftar penerima.
"Yang protes itu ada profesinya sebagai toke sawit dan karet, ada yang punya mobil dua jadi wajar kalau kita tidak masukkan dalam daftar penerima BLT," jelas Naidi.
Naidi menjelaskan Desa Talang Panjang memiliki 290 Kepala Keluarga. Rinciannya, 100 KK penerima BLT DD dan 114 KK merupakan perima BST Dinsos, sisanya dinyatakan mampu atau warga yang berkecukupan termasuk PNS dan para perangkat desa. Berdasarkan hasil rapat dengan pihak Camat dan Polsek, pihaknya akan mendata ulang termasuk terhadap 25 orang yang protes.
"Pembagian BLT kita tunda dulu, kita akan lakukan pengecekan data ulang termasuk melakukan pengecekan terhadap 25 KK yang tidak masuk dalam daftar," ujarnya.
Naidi juga menjelaskan, dua warga yang mengalami luka saat baku hantam dengan perangkat desa telah diobati dan ditanggung oleh pihak desa. Sedangkan warga yang protes telah berdamai dengan perangkat desa. Naidi mengatakan hingga saat ini kondisi desa sudah kembali aman dan kondusif.
Sebelumnya, Keributan ini terjadi pada hari ini di Desa Talang Panjang, Ilir Talo, Seluma, Bengkulu, sekitar pukul 10.00 WIB. Keributan diduga dipicu protes soal dugaan data ganda penerima BLT Dana Desa. Di sisi lain, ada sejumlah warga yang tak terdaftar sebagai penerima.
"Dari keterangan pihak desa, ke-25 kepala keluarga yang melakukan protes tersebut tidak layak lagi menerima BLT karena telah dianggap mampu," ujar Camat Talo, Nopetri Elmanto, saat dihubungi detikcom melalui telepon, Jumat (26/6/2020).