Kapolda Papua: Ada 8 Kelompok KKB yang Sedang Kita Ikuti

ADVERTISEMENT

Kapolda Papua: Ada 8 Kelompok KKB yang Sedang Kita Ikuti

Wilpret Siagian - detikNews
Jumat, 26 Jun 2020 23:20 WIB
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw
Foto Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw: (Wilpret Siagian-detikcom)
Jayapura -

Kapolda Irjen Paulus Waterpauw mengungkapkan ada sekitar delapan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang beraksi di Papua. Mereka saat ini dalam pemantauan polisi.

"Saat ini ada 7 hingga 8 kelompok KKB wilayah pengunungan Papua yaitu kelompok Puncak Jaya pimpinan GT, kolompok Sinak pimpina LK, ada di Ilaga pimpunan MM, kelompok Timaka pimpinan GB, kelompok di Paniai pimpinan BMY, kelompok Sugapa pimpinan AW meliputi Tembagapura, kelompok Lani Jaya pumpinan POW, kemudian kelompok Nduga pimpinan EK. Jadi ada sekitar 8 kelompok yang sedang kita ikuti," ujar Irjen Paulus dalam refleksi semester I Tahun Anggaran 2020 berlangsung di Aula Rasta Samara Polda Papua, Jumat (26/6/2020).

Irjen Paulus mengatakan kelompok KKB yang sedang dalam pengejaran ini adalah kelompok yang sering menyerang aparat TNI dan Polri. Salah satu diantara mereka juga terlibat dalam aksi penembakan Gugus Tugas saat itu.

"Para kelompok inilah yang sering melakukan penembakan terhadap anggota TNI-Polri, bahkan masyarakat dan aparat pemerintah daerah. Seperti baru-baru ini di Intan Jaya melakukan penembakan terhadap petugas kesehatan yang lagi tugas COVID-19 dan penembakan terhadap warga," jelasnya.

Hingga saat ini pihak kepolisian terus berkoordinasi dengan TNI untuk melakukan penegakan hukum, agar tidak ada lagi kekerasan terhadap warga sipil. Untuk itu, kata Paulus, dia akan membangun beberapa pos gabungan di wilayah-wilayah itu untuk mempersempit ruang gerak para kelompok ini.

Paulus juga mengatakan para anggota KKB ini memiliki logistik yang cukup baik. Mereka diduga mendapatkan senjata dari luar negeri dan dari merampas senjata aparat.

"Senjata dan amunisi umumnya didapatkan dari hasil rampasan saat menyerang aparat TNI-Polri, dan juga ada yang mereka beli dari luar negeri seperti Filipina," katanya.

(zap/zap)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT