"Wa tazawwaduu fainna khaira az-zaadit taqwa", dan berbekallah, maka sungguh sebaik-baik bekal adalah taqwa (QS. 2;197)
Kisah seorang yang kaya raya. Lambang kekayaannya adalah setumpuk mobil mewah di parkiran gudang khusus mobil. Timbul sedikit masalah. Pemilik kekayaan belum bisa percaya penuh kepada istri dan keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunci gudang yang berisi mobil dipercayakan kepada petugas khusus, driver special. Praktis seluruh mobil hanya bisa dimanfaatkan jika 'ada ijin' dari petugas khusus ini.
Tiba suatu hari tak diduga. Salah satu putra si kaya mengalami luka bakar parah. Saat itu petugas khusus sedang tidak di tempat, entah membeli rokok atau suatu keperluan. Hand phone ditinggal di ruang security. Pasti sulit dihubungi. Sementara putra si kaya wajib segera di-IRD-kan karena gawat.
Dalam kondisi butuh yang sangat mendesak maka berlalulah mobil pick up bak terbuka yang sedang memuat pasir. Demi selamatnya jiwa si anak, mereka menumpang pick up beralaskan pasir, bergegas menuju instalasi gawat darurat (IRD) rumah sakit.
Simpanan mobil berbagai merek di saat itu tak sempat membantu kepergian anak ke IRD. Mobil-mobil itu semua tenang di dalam gudang, bisu tak bisa membantu. Contoh kekayaan yang bukan membawa berkah. Tepat pada saat dibutuhkan tak bisa digunakan.
Berbeda dengan kisah tiga orang pemuda sebagaimana dikisahkan di dalam hadits shahih riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim.
Ada tiga orang yang sedang berjalan kaki di sekitar gunung. Karena hujan, mereka berlindung dalam sebuah gua. Ketika itu sebuah batu besar meluncur dari ketinggian, jatuh tepat di mulut gua, menutupnya rapat. Praktis mereka terkurung di dalam gua, tidak mampu keluar.
Mereka berusaha keluar, tapi tidak mampu menjungkirkan batu untuk membuka mulut gua. Lalu, ketika itu salah seorang mengajukan usul. Adakah di antara kita ada yang pernah berbuat baik, perbuatan yang ikhlash karena Allah? Dari itu berdoalah kita kepada Allah, ber-wasilah (melalui amal shaleh itu), mudah-mudahan Allah memberikan kita jalan keluar!
Salah seorang memanjatkan doa, 'Ya Allah, dahulu aku memiliki orang tua yang sangat tua, seorang istri, dan anak-anak yang aku rawat. Ketika sore hari, aku memerah susu. Aku mendahulukan memberikan susu kepada kedua orang tuaku, baru anak-anakku.
Suatu saat aku berpergian jauh mencarikan makan bagi hewan ternak peliharaan. Aku pulang petang hari. Aku dapati dua orang tuaku sudah tidur. Aku memerah susu seperti biasa, kubawa susu tersebut kepada orang tuaku. Aku berdiri dekat mereka, tidak ingin membuat mereka terkejut sehingga terbangun. Aku belum memberikan susu itu kepada anak-anakku sebelum mereka.
Sementara itu anak-anakku merengek minta susu. Keadaan hingga subuh tiba. Jika hal ini kulakukan hanya karena mengharap ridlo Engkau, maka bukakanlah mulut gua agar kami dapat keluar.
Atas ijin Allah, batu itu pun bergeser sedikit. Mereka mampu melihat celah cahaya dari langit.
Kawannya pun berdoa, 'Ya Allah, dahulu aku pernah mempekerjakan seseorang dengan upah satu firaq beras. Setelah selesai, dia berkata, 'Berikan hakku padaku.' Aku lantas menawarkan upah firaq-nya, tetapi dia tidak menghendakinya. Aku kemudian menanamnya, sehingga (dari) hasilnya aku dapat membeli hewan ternak beserta penggembalanya.
Setelah lama berselang ia datang lagi kepadaku dan berkata, 'Takutlah kepada Allah dan jangan kamu berbuat zalim kepadaku.' Dia meminta upahnya. Aku berkata, 'Pergilah kepada hewan-hewan ternak itu bersama penggembalanya, silakan ambil seluruhnya.' Dia berkata, 'Takutlah kepada Allah, jangan kamu mempermainkan aku.' Dia heran karena upah yang hanya satu firaq sekarang telah menjadi harta berupa hewan-hewan ternak dan penggembalanya.
Aku katakan, 'Aku tidak sedang mempermainkanmu, silakan kamu ambil hewan-hewan itu serta penggembalanya.' Dia pun mau mengambil semuanya dan pergi. Jika perbuatan itu kulakukan karena mengharap ridla Engkau maka bukakanlah mulut gua untuk kami.' Atas ijin Allah batu terbuka lebih luas. Namun mereka belum sanggup keluar.
Kawan terakhir bermunajat, 'Ya Allah, dahulu aku mempunyai seorang sepupu perempuan. Aku sangat mencintainya sebagaimana cinta lelaki kepada perempuan. Aku ingin memintanya melakukan sesuatu, tetapi dia menolak permintaanku kecuali aku dapat memberinya seratus dinar.
Aku pun bekerja keras untuk mengumpulkan uang seratus dinar. Setelah itu, aku kembali kepadanya dengan membawa uang tersebut. Saat aku sudah di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah engkau membuka cincin itu (perbuatan keji) kecuali dengan haknya, halal.'
Akhirnya, aku beranjak meninggalkannya. Jika perbuatan itu aku lakukan karena mengharap ridla Engkau, maka bukakanlah mulut gua untuk kami.' Atas ijin Allah mulut gua terbuka, cukup untuk membebaskan mereka semua.
Andai saja di dalam gua ada hand phone, maka pasti tidak bisa menghubungi siapa pun karena tidak ada sinyal. Andai bisa berteriak, suaranya pun tidak bisa terdengar dari luar, hanya berkeliling memantul di dalam gua. Pada saat-saat awal, persediaan oksigen masih cukup memenuhi kebutuhan mereka. Entah berapa menit lagi akan menipis dan habis. Tanda ajal segera menjemput.
Dalam keadaan tergawat dan ditunggu maut, bekal taqwa membantu mereka selamat sempurna. Taqwa adalah seluruh perbuatan baik menurut al-Quran dan al-Hadits yang dikerjakan hanya karena Allah. Yang dimaksud perbuatan baik termasuk meninggalkan perbuatan keliru, sebagaimana yang dilakukan pemuda nomor tiga.
Jika taqwa mampu menyelamatkan siapa pun dari kondisi darurat di mulut ajal, apatah lagi dari Covid-19 dan situasi apa saja yang menjadikan orang selalu membutuhkan pertolongan Allah.
Semoga kita dicintakan Allah untuk menjadikan taqwa sebagai modal utama. Semoga Allah menjauhkan kita dari kekayaan, kekuasaan (pangkat, jabatan, pengaruh) apa pun selain taqwa yang tak mampu mengulurkan bantuan pada saat dibutuhkan. Boleh jadi karena kekayaan dan yang lain itu bukan dimiliki melalui jalan taqwa, na'uudzubillaah. Mari tingkatkan taqwa!
Abdurachman
Guru Besar FK Universitas Airlangga
Past President of Indonesia Anatomists Association (IAA)
Executive Board Member of APICA
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab pengirim. -Terimakasih (Redaksi)-
(erd/erd)