Dia juga menceritakan soal anak-anak Rama yang tak bisa tidur sebelum kabar duka datang. Padahal, katanya, anak-anak Rama tak pernah tidur larut malam.
"Tak pernah-pernahnya ketiga cucu saya itu tidur hingga larut malam. Tapi malam itu usia komunikasi dengan ayahnya (Serma Rama Wahyudi-red), hingga jam 1 subuh mereka belum tidur," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adnan mengaku telah merelakan menantunya gugur di medan tugas. Dia mengatakan hal tersebut merupakan takdir dari Allah.
"Sudah janjinya dengan Allah dan sudah sumpahnya sebagai prajurit," ucap Adnan.
Sebelumnya, Kemlu RI menyatakan dua orang prajurit TNI menjadi korban dalam penyerangan patroli misi perdamaian PBB di Kongo. Satu orang prajurit TNI dinyatakan gugur dan satu lainnya terluka.
"Berdasarkan laporan yang diterima dari MONUSCO, sejauh ini terdapat dua korban personel Indonesia dari pertempuran bersenjata di wilayah Kongo tersebut. Serma Rama Wahyudi, dinyatakan meninggal dunia, sementara korban lainnya. Prt M Syafii Makbul, masih dalam perawatan intensif," demikian bunyi pernyataan dari Kemlu yang dilihat di laman resmi Kemlu, Rabu (24/6).
Dilansir AFP, patroli misi perdamaian PBB itu diserang pada Selasa (23/6) waktu setempat sekitar 20 kilometer dari kota Beni di Provinsi Kivu Utara. Petugas komunikasi penjaga perdamaian MONUSCO, Sy Koumbo mengatakan satu orang TNI gugur dalam peristiwa itu.
"Helm Biru gugur dan yang lain terluka tetapi tidak serius. Dia dalam kondisi stabil," kata Sy Koumbo.
(cha/haf)