Warga Riau Ramai-Ramai Usir Gajah
Senin, 26 Des 2005 21:55 WIB
Pekanbaru - Konflik gajah dengan manusia kerap terjadi di Riau. Kini warga di tujuh desa di Kabupaten Kampar melakukan gerakan pengusiran gajah. Sebab ladang perkebunan sawit, karet serta rumah penduduk sudah banyak yang dirusak gajah. Habitat gajah di Riau terus terjepit seiring dengan perluasa perkebunan milik masyarakat dan perusahaan. Kondisi itu membuat binatang yang beratnya mencapai 1,5-2 ton ini, masuk ke perkampungan penduduk. Dalam dua pekan terakhir, sedikitnya sudah tujuh desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Lipat Kain dan Bangkinang Barat dimasuki gajah. Pengusiran gajah ini terpaksa mereka lakukan agar perkebunan milik masyarakat tidak rusak diserang gajah liar itu. Malah, gerakan warga ini juga didukung tim inti pengusiran gajah dari petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau (BKSDA) Provinsi Riau dan Kepolisian Kehutanan. Seorang warga, Hidayat, kepada detikcom, Senin (26/12/2005) mengatakan, dalam dua pekan ini juga warga tidak berani pergi ke ladang. Ladang yang dimiliki itu selama ini memang menjadi rute perjalanan gajah liar. "Kami tidak tahu kalau ladang yang kami buka ini merupakan rute gajah,"katanya.Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar, Burhannuddin kepada wartawan mengatakan, pemerintah daerah bersepakat memidahkan gajah liar itu ke kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Pemidahan ini sehubungan adanya perluasan perkebunan kelapa sawit seluas 6000 hektar di Kampar. "Kita perkirakan 30 ekor gajah liar itu nantinya akan kita pindahkan ke TNTN. Dan kami jamin gajah itu tidak bakal kembali lagi," tuturnya. Dari data WWF Riau, menyebutkan bukan hal yang mudah untuk memindahkan gajah di TNTN. Apalagi di kawasan itu sudah terdapat 80 ekor gajah liar. Kondisi itu nantinya sangat memungkinkan terjadi perkelahian antar kelompok gajah. Selain perkelahian, cakupan luas TNTN juga tidak memungkikan gajah-gajah itu bisa bertahan lama. Dengan adanya penambahan gajah di kawasan tersebut, dikawatirkan bakal terjadi kelaparan.
(ton/)