Google Maps menunjukkan ada citra kapal tenggelam di pantai Sukabumi, Jawa Barat. Muncul spekulasi, kapal itu merupakan kapal selam Nazi Jerman bernama U-196 yang tenggelam di zaman perang. Menurut catatan sejarah, U-196 hilang di Selat Sunda.
Catatan mengenai kapal selam Nazi ini tercantum dalam sejumlah buku, detikcom mengutip dari karya Lawrence Paterson berjudul 'Hitler's Gray Wolves: U-Boats in the Indian Ocean', Horst H Geerken berjudul 'Hitler's Asian Adventure', Dieter Jung dkk dalam 'Die deutschen Kriegsschiffe 18-15-1945', dan catatan pemberitaan hingga Senin (22/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
U-boat (unterseeboot) atau kapal selam Nazi ini masuk armada 12th Flotilla, bagian dari kapal tempur pada Perang Dunia II.
Reputasi mengerikan
Berdasarkan 'U-Boat Fact File' karya Peter Sharpe, diketahui bahwa U-196 adalah kapal selam berjenis IXD2, dibikin oleh AG Weser, Bremen, Jerman, pada 1940 dan diluncurkan pada 1942.
Reputasi kapal selam ini sungguh mengerikan. Dia terlibat tiga patroli dan menenggelamkan tiga kapal, yakni SS Nailsea Meadow berbobot 4.982 ton yang merupakan kapal Inggris pembawa tank.
Kapal lain yang ditenggelamkan oleh U-196 adalah City of Oran berbobot 7.323 ton dan Shahzada berbobot 5.454 ton. Kapal Shahzada adalah kapal Inggris yang sedang membawa 5 ribu ton kacang tanah, ditorpedo oleh U-196, akibatnya 46 dari 98 awak kapal Shahzada hilang.
U-196 pernah diserang oleh kapal sekutu pada 1944, tapi berhasil lolos.
Komandan kapal berbobot 17.739 ton ini adalah Ertel-Friedrich Kentrat. Dia berpatroli dari Kiel (Jerman), Bordeaux (Prancis), Afrika Selatan, dan La Pallice (Prancis).
Kapal ini bertolak ke Asia Tenggara pada 16 Maret 1944, tepatnya menuju Penang (Malaysia). U-196 membawa 1.404 botol besi berisi merkuri, 9 ribu batang aluminium, 105 boks gelas optik, dan berton-ton besi lainnya.
U-196 adalah kapal selam dengan patroli terlama selama masa perang, yakni selama 225 hari di lautan. Kapal ini sempat berada sehari di pelabuhan Sabang (sekarang Provinsi Aceh) untuk menunggu pengawalan melewati Selat Malaka.
Baca juga: Memburu Adolf Hitler |
Pengawalan akhirnya datang dari kapal tempur Jepang dan pesawat pembom dari Jerman, Arado, yang dipiloti oleh Letnan Ulrich Horn, berbasis di Penang. Akhirnya, U-196 berhasil mencapai Penang pada 13 Agustus 1944. Di Penang, komandan berganti dari Fredriech Kentrat ke Werner Striegler.
Hilang di Selat Sunda
Dikomandani oleh Werner Striegler, U-196 berangkat ke Batavia, tapi sempat mampir ke Singapura dulu. Rencananya, kapal Nazi ini hendak menuju Australia untuk bersiap melakukan operasi jangka panjang.
Kapal selam ini berangkat dari Batavia menuju Australia pada 30 November. Namun tak lama setelah menyelam, kontak radio dari U-196 hilang. Lawrence Paterson menuliskan, U-196 sempat dipanggil enam kali lewat radio, tapi tidak menjawab.
Lawrence Paterson tidak menyebut U-196 hendak ke Australia, melainkan hendak menyuplai bantuan untuk kapal selam U-510 yang mengalami masalah mesin di Selat Sunda. Setelah itu, U-196 akan menyuplai kebutuhan untuk kapal selam U-843. Rencananya, bila semua tugas sudah selesai, U-196 akan langsung meluncur ke Jepang untuk mendapatkan baterai baru.
Namun, entah U-196 hendak ke Australia atau ke Jepang, yang jelas U-196 'lenyap'.
"Dan hilang di Selat Sunda," demikian tulis Peter Sharpe.
Tak ada awak U-196 yang selamat. Tak jelas betul apa yang menyebabkan kapal pembunuh ini takluk di Selat Sunda, bila benar kapal ini hilang di Selat Sunda antara 30 November 1944 dan 1 Desember 1944.
"Hilang tanpa diketahui penyebabnya di Selat Sunda dengan 65 awak kapal," tulis Peter Sharpe.
Horst H Geerken mengatakan kapal ini dinyatakan hilang pada 12 Desember 1944. Namun rumor-rumor mengenai U-196 berkembang. Kabarnya kapal itu diam-diam masih berkeliaran sampai Chili setelah Jerman menyerah. Ada pula rumor, kapal ini ke Peru membawa harta karun emas, entah dari mana.
Namun perkiraan masuk akalnya, U-196 kena ranjau di Selat Sunda seketika setelah lepas dari Batavia. Saat itu, Batavia menjadi daerah operasi U-boat 'Wilayah Selatan' setelah Penang dikuasai oleh sekutu. Ada 55 U-boat Nazi yang mencapai 'Wilayah Selatan'.
Ada pula dugaan, U-196 hancur diserang kapal sekutu. Namun, sebenarnya pihak sekutu saat itu juga kebingungan atas keberadaan U-196.