MPR Usul Pesantren Dibantu Biaya Masker hingga Rapid Test

MPR Usul Pesantren Dibantu Biaya Masker hingga Rapid Test

Nurcholis Ma'arif - detikNews
Sabtu, 20 Jun 2020 20:03 WIB
Jazilul Fawaid
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengaku senang dan bersyukur pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) ikut memperhatikan protokol kesehatan di pesantren di masa normal baru. Salah satunya dengan dikeluarkannya protokol kesehatan oleh Kemenag yang memuat 14 poin.

Namun, Jazilul juga meminta agar Kemenag ikut mengawal pelaksanaan protokol kesehatan di pesantren. Salah satunya dengan bantuan biaya untuk masker, rapid test, hand sanitizer maupun sarana penunjang lainnya.

"Kalau biaya itu ditanggung oleh pemerintah maka pesantren bisa fokus dalam proses belajar mengajar, tidak lagi memikirkan bagaimana mendapatkan dana untuk menyediakan sarana pencegahan COVID-19," ujar Jazilul dalam keterangannya, Sabtu (20/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab kata pria yang akrab dipanggil Gus Jazil ini, dari ke-14 poin yang ada, ada beberapa yang tidak bisa diserahkan ke pengasuh atau pengelola pesantren. Contohnya, poin pesantren harus menyediakan ruang isolasi yang terpisah dengan kegiatan belajar.

Tak hanya itu, kata pria asal Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur ini, poin yang mengharuskan pesantren menyediakan makanan gizi seimbang yang dimasak sampai matang dan disajikan oleh penjamah makanan (juru masak dan penyaji) dengan menggunakan sarung tangan dan masker cukup memberatkan pengasuh pesantren.

ADVERTISEMENT

"Tidak semua pesantren menyediakan makanan buat santri. Banyak pesantren di mana santrinya masak sendiri," ujarnya.

Menurut politisi dari PKB itu, Kemenag jangan hanya menerbitkan aturan atau panduan kesehatan proses belajar mengajar di pesantren di masa new normal. Ia berharap Kemenag selain ikut membantu, juga mengawal pelaksanaan protokol kesehatan di pesantren.

"Jangan sekadar menerbitkan panduan, kemudian membiarkan pesantren jalan sendiri. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, jangan hanya mendorong pesantren mengikuti protokol kesehatan. Imbauan saja tidak cukup," ucapnya.

Jazilul menjelaskan bantuan diperlukan agar jangan sampai pesantren kerjaannya hanya memungut iuran dari wali santri. Hal demikian akan memberatkan wali santri. Bila masalah fasilitas pendukung penerapan protokol kesehatan tak ada masalah, maka menurut Gus Jazil, membuat pesantren fokus mengejar ketertinggalan proses belajar mengajar yang selama ini terganggu akibat pandemi COVID-19.

Untuk membantu pesantren dalam menerapkan protokol kesehatan, Jazilul berharap adanya kerja sama antar kementerian dan lembaga terkait, termasuk dengan Gugus Tugas COVID-19. Ia juga mengajak pihak Kemenag mengunjungi pesantren untuk melihat, mensimulasi, dan mendengar keluhan dari pengasuh pesantren dan santrinya.

"Ya memang memberatkan kalau hanya dilakukan oleh Kementerian Agama. Tidak akan bisa kalau dilakukan oleh satu kementerian," pungkasnya.

(mul/mul)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads