Salat Jumat Tanpa Gelombang, Yang Penting Corona Tak Berkembang

Round-Up

Salat Jumat Tanpa Gelombang, Yang Penting Corona Tak Berkembang

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Jumat, 19 Jun 2020 21:37 WIB
Salat Jumat di Masjid Al-Azhar Bekasi.
Salat Jumat di Masjid Al-Azhar Bekasi (Foto: dok detikcom)
Jakarta -

Sejumlah masjid menggelar salat Jumat satu gelombang meski Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat telah mengeluarkan surat edaran (SE) salat Jumat dua gelombang dengan aturan ganjil-genap. Walau salat Jumat dilaksanakan dalam satu gelombang, protokol kesehatan tetap dinomorsatukan.

Awalnya, DMI mengeluarkan SE mengenai tata cara salat Jumat yang dibuat dua gelombang dengan aturan ganjil-genap yang didasarkan pada nomor ponsel jemaah. Kebijakan ini dibuat karena masih ada masjid yang memiliki keterbatasan ruang salat.

Kebijakan ini tercantum dalam SE Nomor 105-Khusus/PP-DMI/A/VI/2020 tertanggal Selasa (16/6/2020). SE ini ditandatangani Ketum DMI Jusuf Kalla dan Sekjen DMI Imam Addaruqutni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam SE itu, salah satunya DMI meminta salat Jumat dibagi dalam dua gelombang, yakni pada pukul 12.00 dan 13.00. Pada Jumat yang jatuh pada tanggal ganjil, jemaah yang akhir nomor HP-nya ganjil punya kesempatan salat di gelombang pertama (pukul 12.00). Sementara pada Jumat yang jatuh pada tanggal genap, jemaah yang punya akhir nomor HP genap akan mendapat kesempatan salat di gelombang kedua.

Kebijakan itu menuai kontroversi. Pada Jumat, 19 Juni ini, berdasarkan pantauan detikcom beberapa masjid menggelar salat Jumat satu gelombang. Di antaranya Masjid Al Huda, Mekar Jaya, Depok, yang melaksanakan salat Jumat seperti biasa. Salat Jumat dilakukan pada umumnya secara bersamaan dan tidak ada dua gelombang.

ADVERTISEMENT

Di Masjid Al Huda, Jalan Tole Iskandar, Mekar Jaya, Depok, Jumat (19/6/2020), pukul 11.56 WIB, jemaah mulai berdatangan ke Masjid Al Huda. Satu pengurus masjid menggunakan face shield terlihat mengarahkan jemaah yang masuk untuk cuci tangan. Jemaah yang datang tidak dicek suhu tubuh dan langsung diarahkan ke tempat cuci tangan.

Ada dua cuci tempat cuci tangan di area masuk masjid. Terlihat antrean jemaah yang hendak cuci tangan saat kondisi sedang ramai.

"Cuci tangan, cuci tangan dulu. Yang bawa hand sanitizer bisa langsung masuk," ujar pengurus masjid yang berjaga di depan.

Di halaman masjid terlihat ada beberapa pedagang peralatan salat. Mereka menjual kopiah, parfum, dan celana.

Masjid Al Huda juga telah memberi jarak antarjemaah di bagian dalam masjid. Namun, di area luar, tidak terlihat tanda batas sehingga jemaah mengatur jaraknya sendiri.

Terlihat jemaah di luar kurang menjaga jarak sehingga terlihat masih berdekatan. Jemaah yang hadir juga melebar sampai ke bagian rumput.

Salat Jumat satu gelombang pun digelar di Masjid Fatahillah Balai Kota DKI Jakarta. Salat Jumat kali ini merupakan salat yang ketiga kalinya saat PSBB transisi.

Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (19/6/2020), pukul 12.00 WIB, jemaah yang hendak salat mulai mendatangi masjid. Jemaah yang datang didominasi oleh pegawai yang bekerja di Balai Kota Jakarta.

"Nggak, kita nggak gelar salat Jumat dua gelombang. Satu gelombang saja. Ini (pegawai) masuknya kan aplusan. Sehari masuk sehari nggak, jadi nggak banyak yang salat," kata Pamdal Balai Kota, Zajuli, di lokasi

Protokol kesehatan juga terlihat diterapkan di lokasi. Semuanya terlihat menggunakan masker. Jemaah juga saling mengatur jarak salat. Mereka membawa sajadah masing-masing.

Di lokasi juga terdapat tiga penjaga yang membagikan kantong plastik. Kantong plastik dibagikan kepada jemaah sebagai tempat menaruh alas kaki.

Sementara itu, terlihat ada beberapa anggota jemaah yang tidak mendapatkan tempat untuk salat. Jemaah yang tidak mendapatkan tempat melaksanakan salat di lorong dan pelataran Balai Kota.

Masjid Abdurahman bin Auf di Cibinong, Bogor, juga menggelar salat Jumat satu gelombang.

Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (19/6/2020), masjid yang terletak di RT 3/6 Kelurahan Tengah, Cibinong, Kabupaten Bogor, itu tak menerapkan salat dua gelombang dengan aturan ganjil-genap sesuai surat edaran (SE) yang dikeluarkan DMI pusat.

Pukul 11.30 WIB, masjid sudah tampak mulai didatangi jemaah. Jemaah yang datang ke masjid ini mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Protokol kesehatan tak sepenuhnya diterapkan di masjid ini. Tak terlihat ada pengecekan suhu tubuh. Warga bebas memasuki masjid tanpa dicek suhu tubuhnya.

Hanya ada satu wastafel untuk mencuci tangan yang diletakkan di dekat pagar. Namun tak terpantau ada warga yang mencuci tangannya sebelum memasuki wilayah masjid.

Jemaah yang mengikuti salat berjemaah juga banyak yang tak mengenakan masker.

Masjid pun dipenuhi jemaah, baik di lantai 1 maupun lantai 2. Tak terlihat jaga jarak diterapkan saat salat. Tak ada pula tanda atau marka di lantai masjid agar jemaah menjaga jarak.

Suasana salat Jumat di Masjid Abdurahman Bin Auf di Cibinong, Bogor (Foto: Sachril/detikcom)Suasana salat Jumat di Masjid Abdurahman Bin Auf di Cibinong, Bogor (Sachril Agustin Berutu/detikcom)

Sama halnya dengan Masjid Jami Al-Azhar, Kota Bekasi, yang melaksanakan salat Jumat di tengah new normal pandemi Corona (COVID-19).
Bahkan demi meminimalisasi penyebaran virus, pengurus masjid mematikan penyejuk udara (AC).

Pantauan detikcom di Masjid Jami Al-Azhar, Jakapermai, Bekasi Selatan, Jumat (19/6/2020), jemaah menjalani pengecekan suhu tubuh sebelum masuk masjid. Salah satu pengurus masjid tampak memberikan cairan hand sanitizer kepada setiap jemaah.

Jemaah yang tidak memakai masker tidak diperbolehkan masuk ke area masjid. Salah satu anggota jemaah yang tak memakai masker ditegur.

"Pak, maaf, kalau nggak pakai masker, nggak boleh masuk," kata salah satu petugas.

Jemaah yang membawa sajadah dapat salat di lantai dasar, sementara jemaah yang tidak membawa sajadah dipersilahkan salat di lantai 2.

Tampak setiap anggota jemaah menerapkan physical distancing dengan berjarak kurang-lebih 1 meter. Ruangan pun terasa panas di dalam masjid. Sebab, pengurus masjid mematikan AC dan kipas angin di dalam masjid.

"Kita tak menyalakan AC atau kipas angin, supaya virus tidak menyebar," ujar seorang pengurus masjid melalui pengeras suara.

Seorang jemaah bernama Budi mengaku tidak ada masalah dengan kondisi itu. Dia maklum lantaran hal itu dilakukan pengurus masjid demi kesehatan.

"Kalau kenyamanan kan kurang ya. Cuma demi kesehatan nggak jadi masalah," ujar Budi.

Jemaah lainnya, Sarwani, juga tak mempermasalahkan jika AC dan kipas masjid dimatikan. Ia memahami hal itu dilakukan demi kesehatan jemaah.

"Ya kalau untuk kekhusyukan, yang sudah biasa dingin pasti gerah. Cuma itu (kipas-AC dimatikan) untuk menjaga (penyebaran) virus, dia kan nggak tahan suhu panas, pertimbangan salah satunya," ucap Sarwani.

Sementara itu, jemaah bernama Dicky mengaku kegerahan saat salat Jumat di Masjid Al-Azhar. Ia baru pertama kali salat Jumat dengan keadaan pengap dan gerah.

"Itu panas banget sih, tapi nggak apa-apa sih yang penting nggak nyebar aja virusnya," tutur Dicky.

Halaman 2 dari 4
(aan/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads