Dua puluh calon penumpang kapal yang membawa surat keterangan (suket) rapid test palsu kini bisa bernapas lega. Mereka dibebaskan polisi karena menjadi korban penipuan.
Peristiwa itu berawal saat 20 calon penumpang KM Prince Soya tujuan Samarinda, Kalimantan Timur, tertahan di Pelabuhan Nusantara, Parepare, Sulawesi Selatan.
Mereka tertahan karena kedapatan menggunakan suket rapid test palsu saat petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Makassar Wilayah Kerja Parepare melakukan verifikasi berkas. Suket rapid test tersebut mencaplok sebuah RS rujukan COVID-19 di Kota Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi kami menemukan 20 calon penumpang yang membawa suket rapid test palsu. Dinyatakan palsu karena secara fisik surat tersebut hanya di-scan," jelas dokter KKP Makassar Wilayah Kerja Parepare, dr Andi Pratiwi Kusuma, pada Rabu, 17 Juni 2020.
Ke-20 calon penumpang tersebut merupakan warga Kabupaten Jeneponto. Mereka hendak bekerja di sebuah perusahaan pengolahan kayu di Berau, Kalimantan Timur.
Saat dimintai keterangan, kata Pratiwi, para penumpang tersebut mengaku tidak pernah melakukan rapid test. Suket itu disebut didapatkan dari pengurus pekerja.
"Setelah ditanya, penumpangnya mengiyakan mereka tidak pernah melakukan rapid test dan mengaku surat rapid test tersebut didapatkannya dari pengurus pekerja. Sudah kami serahkan tadi ke Polsek KPN sebagai penanggung jawab pelabuhan," tutur Pratiwi.
Zainal Mansur, salah seorang calon penumpang yang diamankan, mengaku tidak mengetahui bahwa suket miliknya palsu. Dia mengaku ditawari oleh seorang kenalan untuk dibuatkan rapid test dengan biaya Rp 200 ribu.
"Saya tidak tahu, Pak, tidak mungkin saya berani mengambil risiko kalau saya tahu itu palsu," tuturnya.
"Awalnya dia memberi harga Rp 450 ribu, namun saya tawar jadi Rp 200 ribu. Saya percaya saja karena katanya dia punya keluarga kerja di RS," imbuh Zainal.
Aparat Polsek Kawasan Pelabuhan Nusantara (KPN), Kota Parepare, Sulawesi Selatan, akhirnya melepaskan 20 calon penumpang kapal tersebut.
"Dari hasil penyelidikan berdasarkan keterangan para calon penumpang ini mereka semua adalah korban, mereka ditipu oleh seseorang yang menawarkan jasa pembuatan suket rapid test," terang AKP Muhammad Yusuf saat dihubungi detikcom pada Jumat, 19 Juni 2020.
Kasus tersebut telah diserahkan kepada manajemen RS Sayang Bunda, Makassar, sebagai pihak yang dirugikan.
"Mereka sempat koordinasi ke kami dan mereka yang akan melaporkan pemalsuan suket rapid test tersebut ke pihak kepolisian di Makassar," terangnya.