Ketua Komisi Hubungan Antar Keyakinan Konferensi Waligereja Indonesia Romo Agustinus Heri mengatakan, gereja Katolik, khususnya di Jakarta, masih dalam tahap persiapan untuk dibuka. Rencananya, gereja akan dibuka bulan Juli jika situasi aman COVID-19.
"Standar protokol kesehatan itu betul-betul sungguh diupayakan dilaksanakan dan juga ada tim khusus misalnya kalau di Jakarta ada tim gugus kendali untuk mempersiapkan masa ibadah nanti kira-kira kalau situasi mengijinkan mungkin Juli dibuka. Tetapi sekarang ini masa persiapan," kata Romo Agustinus Heri Wibowo dalam konferensi di YouTube BNPB, Jumat (19/6/2020).
Lebih lanjut, Agustinus mengatakan sebanyak 57 persen dari total 37 Keuskupan yang ada di Indonesia masih melaksanakan peribadatan secara online. Semenatara 43 persen lainnya yang tersebar di zona hijau sudah mulai membuka gereja secara bertahap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum itu 57 persen dari 37 Keuskupan yang tersebar di 34 provinsi, belum mengadakan ibadah fisik dalam arti di gereja, tetapi masih live streaming masih online. 43 persen sudah mulai kebijakan Keuskupannya dibuka untuk ibadah tetapi itu pun tidak langsung otomatis 100 persen Paroki-Paroki di Keuskupan itu mengadakan ibadah," ucap Agustinus.
Selain itu, Agustinus menambahkan mayoritas gereja katolik sedang mempersiapkan pengaturan pembukaan gereja di bulan Juni ini. Dia mengatakan, nantinya gereja hanya akan menampung sekitar 20 hingga 40 persen jemaat dari kapasitas yang ada.
"Juni ini masa persiapan penuh menyangkut edukasi umat, menyangkut sarana prasarana di mana gereja itu sudah diatur kapasitasnya supaya tidak melebihi 50 persen. jadi kebijakannya tidak murni mengikuti peraturan pemerintah yang 50 persen. Malah kami lebih ketat lagi 20 persen sampai 40 persen," ucap Agustinus.
Simak video 'Gereja di Peru Rayakan Misa dengan Pasang Foto Korban Covid-19':
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Pendeta Paulus Kariso Rumambi juga mengatakan gereja direncanakan buka di bulan Juli secara bertahap. Menurutnya, pembukaan gereja ini akan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
"Kami akan memulai ibadah di bulan Juli. Tetapi itu tentu saja harus memenuhi syarat utama yaitu surat keterangan rumah ibadah aman dari COVID-19 yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas daerah. Nah setelah itu diadakanlah di bulan Juli ibadah secara luring atau beribadah tatap muka," ujar Paulus.
Paulus menjelaskan gerejanya telah mengeluarkan panduan kesehatan COVID-19. Mulai dari kewajiban memakai masker, pengecekan suhu tubuh, arahan mencuci tangan, hingga imbauan menyanyi di dalam hati guna mencegah adanya droplets air liur.
"Dan kami mengimbau agar ketika memuji Tuhan tetap menggunakan masker. Bahkan bilamana perlu untuk mencegah keamanan itu, menyanyi di dalam hati kan ada song leadernya," ucap Paulus.
Selain itu, Paulus juga menjelaskan adanya sistem penomoran bagi jemaat. Dia juga mengatakan jemaat akan diminta untuk mengisi data diri dan duduk sesuai penomoran guna melakukan persiapan tracing jemaat.
"Dan kami ada penomoran. Jadi mengambil nomor jemaat untuk masuk ke ruang ibadah. Sebelum memasuki ruang ibadah mengisi buku kehadiran ibadah untuk kontak tracing dan kemudian diarahkanlah oleh petugas nomor yang sudah tercantum di bangkunya, duduk di tempat yang sesuai dengan nomornya," jelas Paulus.
Kemudian, Sekretaris Umum Persatuan Gereja-gereja di Indonesia Jacky Manuputty masih mengimbau gereja-gereja untuk melangsungkan ibadah secara tatap muka. Menurutnya, PGI saat ini juga sedang melakukan koordinasi dan persiapan protokol kesehatan di lingkungan gereja.
"Kami melalui Gugus Tugas yang ada di PGI menyikapi dnegan sangat kritis dengan sangat serius. Dan oleh karenanya kita memasuki mengimbau gereja-gereja untuk menahan diri sedapat mungkin menahan diri untuk melangsungkan ibadah (tatap muka)," ucap Jacky.