Pemerintah memperbarui data kasus virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per 18 Juni 2020, kasus positif Corona menembus angka 42.762 dengan 16.798 angka sembuh dan 2.339 kasus meninggal.
"Dari jumlah ini kita mendapatkan hasil positif yang kita periksa terkonfirmasi sebanyak 1.331 orang, sehingga totalnya kasus positif ini menjadi 42.762 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, dr Achmad Yurianto (Yuri), yang disiarkan di akun YouTube BNPB, Kamis (18/6/2020).
Yuri menyebut penambahan pasien sembuh per hari ini sebanyak 555, sehingga total menjadi 16.798 orang telah sembuh dari Corona. Pasien meninggal karena Corona juga bertambah 63 orang, sehingga menjadi 2.339 orang.
"Kami masih melakukan pemantauan terhadap ODP sebanyak 36.698 orang dan pasien dalam pengawasan 17.923 orang," katanya.
Sementara itu, anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro kali ini tampil tak di Kantor BNPB, Jakarta Timur. Hari ini dr Reisa mendatangi Istana Negara untuk melihat secara langsung penerapan protokol kesehatan saat hendak menggelar rapat kabinet secara tatap muka setelah beberapa bulan terakhir hanya dilakukan secara online.
Dokter Reisa mengatakan pandemi COVID-19 tidak boleh menghalangi masyarakat untuk tetap produktif beraktivitas selama protokol kesehatan dipatuhi dan dilaksanakan secara baik. Dia mencontohkan penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di Istana Negara saat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak jajaran menteri untuk menggelar rapat kabinet.
"Dalam masa adaptasi kebiasaan baru seperti sekarang tentu kita harus mendisiplinkan diri dan jangan bosen menjalankan protokol kesehatan seperti selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak. Kita harus menyesuaikan dengan situasi yang ada disertai kewaspadaan dan disiplin menjalankan protokol kesehatan," katanya.
"Seperti hari ini kegiatan pemerintahan tidak boleh berhenti hanya karena pandemi. Penerapan protokol di Istana tentu bisa dijadikan contoh bagaimana kita bisa tetap aman dari COVID-19 namun di saat yang bersamaan juga bisa produktif dalam menjalani kehidupan sehari-hari," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini pernyataan lengkap dr Reisa Broto Asmoro dan Achmad Yurianto:
dr Reisa Broto Asmoro
Bapak-ibu saudara-saudari apa kabar? Kalau biasanya saya menyampaikan informasi dari kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, hari ini saya berada di Istana Negara. Kira-kira untuk apa ya saya di sini? Hari ini saya akan melihat secara langsung persiapan sidang kabinet paripurna yang kembali akan dilaksanakan secara langsung bertatap muka untuk pertama kalinya dalam masa pandemi ini. Sebagaimana kita ketahui bersama sejak bulan Maret yang lalu pertemuan sidang antara Presiden dan para anggota kabinet Indonesia Maju selalu dilaksanakan secara virtual tidak dilakukan dengan pertemuan secara fisik. Hal tersebut tentu untuk menghindari penyebaran virus COVID-19. Namun pada fase adaptasi kebiasaan baru yang sudah mulai dilaksanakan hari ini Istana kembali melaksanakan sidang kabinet paripurna yang dihadiri langsung oleh presiden, wakil presiden dan para anggota kabinet Indonesia Maju.
Tentunya ada sejumlah protokol kesehatan yang harus dilalui secara ketat dalam penyelenggaraan sidang kabinet paripurna kali ini yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Lalu seperti apa protokol kesehatan tersebut? Mari kita lihat bersama-sama.
Saya sudah bersama Pak Erick Thohir, selamat pagi, Pak! Pak Erick pakai masker terus nih ya?
Erick: Alhamdulillah harus.
dr Reisa: Harus ya. Salah satu protokol kesehatan yang harus dilakukan adalah mengenakan masker, sekarang selanjutnya mau dilakukan rapid tes.
Erick: Rapid tes habis ini baru rapat paripurna.
dr Reisa: Protokol kesehatan yang kedua yang wajib dilakukan oleh seluruh peserta sidang kabinet paripurna hari ini harus melakukan rapid tes terlebih dahulu. Saat ini Pak Erick sedang melakukannya. Protokol kesehatan yang ketiga yang wajib dilakukan oleh seluruh peserta adalah pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo guns dan thermo scanner. Tahapan keempat dalam protokol kesehatan pada sidang kabinet paripurna kali ini adalah menetapkan jaga jarak. Oleh karena itu tata letak kursi diatur sedemikian rupa sehingga minimal 1-2 meter.
Selain para undangan yang harus melewati protokol kesehatan, para petugas yang membantu pelaksanaan sidang kabinet juga diperiksa baik keprotokolan, petugas yang mendokumentasikan hingga petugas jamuan semua rutin melakukan rapid tes dan pemeriksaan lainnya.
dr Reisa: Boleh diceritakan bagaimana protokol kesehatan yang seharusnya dijalankan?
Pramono Anung: Ya jadi sesuai arahan bapak presiden, presiden memesankan bahwa harus dilakukan protokol kesehatan yang ketat, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan semuanya sebelum masuk kita tes satu per satu. Termasuk semua menteri, Panglima TNI, Kapolri, Kabin, Jaksa Agung semua dicek rapid tes semua. Karena ini menjadi role model bagi pemerintah daerah yang juga akan melaksanakan acara-acara atau rapat seperti ini.
dr Reisa: Bapak-ibu saudara-saudari sudah lihatkan protokol kesehatan yang sangat ketat dalam pelaksanaan sidang kabinet paripurna hari ini dalam masa adaptasi kebiasaan baru seperti sekarang tentu kita harus mendisiplinkan diri dan jangan bosen menjalankan protokol kesehatan seperti selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak. Kita harus menyesuaikan dengan situasi yang ada disertai kewaspadaan dan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Seperti hari ini kegiatan pemerintahan tidak boleh berhenti hanya karena pandemi. Penerapan protokol di istana tentu bisa dijadikan contoh bagaimana kita bisa tetap aman dari COVID-19 namun di saat yang bersamaan juga bisa produktif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Simak video 'Jatim dan DKI Paling Banyak Kasus Baru Corona, Ini Detailnya':
Achmad Yurianto
Selamat sore saudara-saudara sekalian. Tadi kita ikuti bagaimana adaptasi perubahan yang baru, adaptasi kebiasaan yang baru diimplementasikan di istana. Sekali lagi kami mengingatkan bahwa upaya yang paling benar dan yang sekarang bisa secara masif kita laksanakan adalah menjaga jarak. Kita tahu penyebaran penyakit ini adalah melalui buliran lendir atau droplets yang keluar dari seseorang yang positif terkonfirmasi mengandung virus COVID-19 yang batuk bersin, atau berbicara menyebar ke sekitarnya pada jarak kurang lebih 1 meter dan kemudian secara langsung mengenai orang lain yang rentan yang tidak melindungi dirinya dengan menggunakan masker.
Inilah yang akan menjadi rute penyebaran infeksi dan proses penularan ke orang lain atau kemudian buliran ini atau droplet ini mengenai benda-benda yang ada di sekitar kita yang secara tidak sengaja mungkin tersentuh oleh orang lain dan orang tersebut tidak mematuhi disiplin rajin mencuci tangan kemudian memegang mulut, hidung, mengusap mata. Maka penularan juga bisa terjadi. Oleh karena itu pastikan kita bahwa kita semua patuh, disiplin, konsisten menjalankan protokol kesehatan. Inilah upaya yang bisa kita lakukan secara bersama-sama.
Kami menyadari bahwa ini sesuatu yang baru, namun sesuatu yang baru yang harus dilaksanakan, tidak mungkin tidak kita laksanakan. Oleh karena itu pembiasaan ini pembelajaran ini harus menjadi pondasi yang kuat bagi sebuah keluarga. Ajarkan, edukasikan, contohkan kepada anak-anak kita agar mereka mematuhi dan menjadi sebuah kebiasaan yang baru. Kami meyakini apabila ini sudah menjadi kebiasaan yang baik dan terus terpelihara maka bukan hanya COVID-19 yang bisa kita tekan penularannya, tapi penyakit-penyakit lain yang menginfeksi kita melalui saluran nafas semisal influensa, TBC pun bisa kita kendalikan dengan mekanisme ini. Difteri pun bisa kita kendalikan dengan cari ini.
Di samping itu kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan terus menjaga kebersihan tangan ini juga akan secara bermakna menurunkan kemungkinan terjadinya penularan penyakit yang masuk melalui saluran pencernaan yang menyebabkan diare, yang menyebabkan hepatitis A, yang menyebabkan tipes, dan yang lain-lainnya. Oleh karena itu mari kita yakini kebiasaan ini adalah kebiasaan yang sangat baik dan harus kita laksanakan untuk kesehatan kita bersama, untuk kesehatan orang lain. Oleh karena itu patuhi disiplin budayakan dan jalankan secara konsisten.
Saudara-saudara, hari ini saya akan melakukan update data terkait dengan kinerja kesehatan dalam penanganan COVID-19 secara nasional yang tentunya data ini akumulasi sejak dari Gugus Tugas kabupaten/kota berjenjang tingkat provinsi dan seterusnya tingkat nasional. Kami melakukan cut off data setiap pukul 12.00 WIB dan setelah itu kami melakukan analisa dan melakukan kajian dari data-data ini.
Hari ini telah 20.650 spesimen yang kita periksa, sehingga total yang sudah kita periksa sampai dengan hari ini akumulasinya adalah 580.522 spesimen. Dari jumlah ini kita mendapatkan hasil positif yang kita periksa terkonfirmasi sebanyak 1.331 orang, sehingga totalnya kasus positif ini menjadi 42.762 orang. Kalau kemudian kita lihat sebarannya, angka tertinggi yang melaporkan kasus positif hari ini adalah Provinsi Jawa Timur dengan penambahan 384 kasus dan melaporkan sembuh 78 orang. DKI Jakarta 173 kasus baru terkonfirmasi dan 128 kasus sembuh, Sulawesi Selatan 166 kasus dilaporkan konfirmasi positif baru, dan 22 sembuh. Kalimantan Selatan 118 kasus baru dan 14 sembuh, Bali 66 kasus bari dan 11 sembuh.
Dari 34 provinsi yang melaporkan, 17 provinsi melaporkan kasus baru di bawah 10, bahkan ada 10 provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus baru. Bahkan beberapa provinsi melaporkan kasus sembuh lebih banyak dibanding kasus positif terkonfirmasi, misalnya Jawa Barat hari ini melaporkan 52 kasus baru namun 54 sembuh. Kemudian Kalimantan Tengah melaporkan 36 kasus baru dan 39 sembuh, Banten 15 kasus baru, 27 sembuh. Kalimantan Timur 8 kasus bari, 18 sembuh. Sumatera Barat 5 kasus baru 17 sembuh, Papua Barat 5 kasus bari 22 sembuh, Bangka Belitung hari ini tidak melaporkan kasus baru 27 orang dilaporkan sembuh, Kalimantan Barat tidak melaporkan ada kasus baru namun ada 6 orang yang sembuh.
Sehingga total sembuh kalau kita lihat ini adalah 555 orang sehingga akumulasi keseluruhan sembuh adalah 16.798 orang. Ada penambahan kasus meninggal 63 orang, sehingga total menjadi 2.339. Kabupaten/kota yang terdampak sebanyak 435 kabupaten/kota di 34 provinsi. Kami masih melakukan pemantauan terhadap ODP sebanyak 36.698 orang dan pasien dalam pengawasan 17.923 orang.
Saudara-saudara gambaran epidemiologi data yang kita sampaikan ini adalah merupakan gambaran-gambaran yang masih kita yakini penularan kasus masih terjadi di tengah masyarakat. Oleh karena itu kita tidak punya pilihan yang lain kecuali mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan menjadi sesuatu yang penting harus kita budayakan dalam setiap kehidupan kita karena inilah yang disebut dengan penyesuaian kebiasaan yang baru, inilah adaptasi kebiasaan kita yang baru. Dengan cara ini kita akan masih bisa menjaga produktivitas kita, oleh karena itu yang harus ada dalam pemikiran kita semuanya yang pertama aman, pastikan kita aman dari tertular COVID-19, pastikan aman dan kita bisa berproduktif seperti sediakala.
Oleh karena itu, kerja sama, gotong royong, dan kesinambungan ini harus terus dilaksanakan. Kami bangga bahwa masyarakat banyak yang memahami hal ini sehingga bisa saling mengingatkan, saling mengedukasi dan bisa saling menjaga satu dan yang lainnya. Kita pasti bisa mengatasinya, kita pasti mampu melawannya. Oleh karena itu mari bergotong royong karena inilah jiwa bangsa kita bersama-sama bersatu untuk memerangi menanggulangi sebaran COVID-19. Kita pasti bisa, terima kasih selamat sore.