.webp)
"Jadi objek-objek vital nasional diseluruh Indonesia itu diaudit berdasarkan Peraturan Kapolri dan Kabaharkam tentang sistem manajemen pengamanan (SMP)," kata Kakorsabhara Irjen Pol Wahyudi Hidayat melalui keterangan tertulis, Selasa (16/6/2020).
Wahyudi menjabarkan, ada tiga kategori sertifikasi berdasarkan hasil nilai audit, di antaranya, sertifikat gold untuk nilai 85 hingga 100 persen, sertifikat silver untuk nilai 71 hingga 84 persen. Adapun sertifikat bronze diberikan untuk nilai 0 sampai 55 persen dan akan mendapatkan pembinaan.
Sertifikasi SMP, terang Wahyudi, ditujukan sebagai jaminan keamanan perusahaan, sehingga mendapatkan kepercayaan lebih dari para investor karena telah memenuhi standar keamanan.
"Kalau tidak (ada sertifikat) nanti dipertanyakan saat kontrak jaminan keamanannya gimana, jadi sertifikasi ini keluar karena adanya audit dari Dirpamobvit," paparnya.
Wahyudi menuturkan, terdapat 118 kriteria penilaian dari sistem manajemen yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk memperoleh sertifikasi.
"Dari mulai top manager sampai worker harus punya mindset tentang pengamanan," imbuh Wahyudi.
"Masa berlaku 3 tiga tahun, nanti setelah 3 tahun dievaluasi lagi. Kalau dia turun, dia bisa dicabut sertifikasinya," lanjutnya.
Pemberian sertifikasi mengacu pada Peraturan Kapolri No 7/2019 tentang Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden (Kepres) No 63/2004 tentang pengamanan objek vital nasional (Obvitnas).
Sementara itu, Direktur Urusan Corporate PT Donggi Senoro LNG Erita Yohan menekankan, sertifikasi hasil audit merupakan bukti bahwa kualitas keamanan merupakan elemen penting yang diperhatikan perusahaan.
"Sehingga dengan sertifikasi ini juga mendorong kami melihat sampai sejauh mana sistem pengamanan telah dilaksanakan dan kami senang bekerja sama dengan tim Kepolisian dan kami harap akan ada peningkatan lagi di masa datang," ujar Erita. (mul/mpr)
