Kenapa Orang Medan Suka Cakap 'Apa-Biar Gak Itu Kali'? Ini Penjelasannya

Kenapa Orang Medan Suka Cakap 'Apa-Biar Gak Itu Kali'? Ini Penjelasannya

Datuk Haris Molana - detikNews
Selasa, 16 Jun 2020 12:12 WIB
Ilustrasi Medan -- Menara air Medan (Haris Fadhil/detikcom)
Foto: Ilustrasi Kota Medan (Haris Fadhil/detikcom)
Medan -

Pernahkah anda memperhatikan orang-orang yang berasal dari Medan bercakap-cakap? Orang-orang di Medan sering menggunakan 'apa' hingga 'itu kali' dalam percakapan yang kadang bikin heran orang-orang di luar Medan. Ada penjelasan tersendiri soal gaya bicara tersebut.

Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Medan Area (UMA) Ara Auza menjelaskan soal penggunaan bahasa dalam komunikasi. Dia menyebut ada dua bahasa, yakni verbal dan nonverbal yang digunakan dalam percakapan orang-orang.

"Pesan dalam komunikasi ada dua, yakni bahasa verbal dan bahasa nonverbal. 'Bahasa Medan' secara umum termasuk dalam makna konotatif. Makna 'apa', 'apa kali', 'cak apakan itu', 'biar gak apa kali', makna yang bisa dimengerti 'orang Medan'," ucap Ara, Selasa (16/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ara menilai tak ada masalah saat orang Medan bicara menggunakan gaya bahasa tersebut dengan orang Medan lainnya. Dia menyebut orang-orang di Medan pasti memahami apa maksud ucapan itu.

Namun katanya, gaya bahasa itu bakal jadi masalah jika orang yang diajak bicara bukan orang Medan. Menurutnya, hal ini bakal membuat orang tidak paham dengan pesan dari ucapan yang disampaikan.

ADVERTISEMENT

"Secara komunikasi tidak ada masalah ketika digunakan oleh orang Medan kepada orang Medan lainnya. Inti komunikasi adalah menyampaikan pesan kepada orang lain dan orang yang menerima pesan mengerti menegenai pesan. Yang menjadi masalah ketika viral. Media sosial memungkinkan penyebaran informasi secara masif. Siapa pun bisa menjadi sumber pesan dan penerima pesan. Ketika bahasa Medan sampai kepada orang di luar Medan. Maka, ada pesan yang tidak tersampaikan karena frame of reference dan frame of experience-nya berbeda," tuturnya.

Ara menilai percakapan dengan banyak kata 'apa' di Medan adalah hal normal. Apalagi, kata Ara, inti dari komunikasi adalah penyampaian pesan.

"Kalau dari pandangan komunikasi seperti itu. Selama pesannya sampai, pengirim dan penerima mengerti tidak menjadi masalah. It's normal," ucap Ara.

Sebelumnya, video obrolan sejumlah personel kepolisian di Medan yang dipenuhi kata 'apa' hingga 'itu kali' viral karena membuat penasaran soal makna percakapan tersebut. Ternyata obrolan itu memang sengaja dibuat 'bersandi' khas Medan.

terlihat ada lima personel kepolisian seperti sedang di dalam satu ruangan. Ada salah satu personel yang berdiri seperti memberi arahan ke personel lainnya.

"Baik, selamat malam. Untuk piket malam hari ini saya minta agar kalian jangan terlalu apa ya. Karena ini situasi udah mulai apa, yang penting yang agak kalian ini kan sikit. Udah itu yang tidak perlu ini kali nggak usah di-itu-kan lah. Yang penting kita sama-sama meng-apa-kan aja supaya nggak terjadi apa karena Pak Reskrim sudah meng-apa-kan kita semua. Terutama pimpinan kita sudah mulai ini lah, yang penting kita inikan supaya nggak jadi itu kali," ujar salah satu polisi.

"Siap," ujar personel lainnya.

Polisi yang berbicara dalam video itu pun memberi penjelasan. Dia mengatakan arahan dengan gaya bahasa khas Medan itu memang diberikan karena semua personel sudah sama-sama paham.

"Maksud dari arahan tersebut adalah agar pada pelaksanaan piket penjagaan jangan sampai lalai, tetap waspada, tidak melakukan hal-hal yang tidak penting, jangan sampai ditegur oleh pimpinan khususunya Bapak Dir Lantas Polda Sumut. Melaksanakan tugas sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan," ujar Kanit I STNK Ditlantas Polda Sumut Ipda Nanang Kusumo.

Halaman 2 dari 2
(haf/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads