Pemerintah terus memperbarui data kasus virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari 15 Juni 2020, tercatat total kasus positif Corona sebanyak 39.294, kemudian 15.123 sembuh, dan 2.198 kasus meninggal.
"Kita telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 8.776, kami sudah berupaya semaksimal mungkin agar seluruh laboratorium tidak berhenti beroperasi meskipun itu di hari libur. Namun ternyata beberapa laboratorium di beberapa rumah sakit kemudian juga beberapa laboratorium di perguruan tinggi masih menerapkan hari libur sehingga pemeriksaan menurun menjadi 8.776. Dari hasil ini kita dapatkan kasus positif terkonfirmasi adalah 1.017 orang sehingga total menjadi 39.294 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri), yang disiarkan di akun YouTube BNPB, Senin (15/6/2020).
Yuri menyebut penambahan pasien sembuh per hari ini sebanyak 592, sehingga total menjadi 15.123 orang telah sembuh dari Corona. Pasien meninggal karena Corona juga bertambah 64 orang, sehingga menjadi 2.198 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian ada 36.744 kasus ODP yang kita pantau, sementara kasus PDP yang terus kita awasi adalah 13.649," katanya.
Sementara itu, anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menerangkan terkait surat edaran yang mengatur jam kerja menjadi 2 gelombang bagi instansi pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta. Dia menyebut pengaturan jam kerja tersebut dalam rangka memastikan masyarakat kembali produktif dan tetap aman dari COVID-19.
"Pemerintah melalui gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 mengeluarkan surat edaran badi instansi pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta tentang pengaturan jam kerja pada masa adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif dan aman COVID-19. Gugus tugas mengatur bahwa pengaturan jam kerja karyawan dibuat dengan sistem bergilir atau dengan 2 shift. Pengaturan jam kerja antar-shift wajib dilakukan dengan jeda minimal 3 jam. Shift pertama masuk antara pukul 7 sampai 07.30 dan pulang pukul 15 sampai pukul 15.30, lalu shift kedua masuk dengan pukul 10 sampai dengan 10.30 dan pulang pukul 18 sampai pukul 18.30," katanya.
"Pengaturan jam kerja dikecualikan untuk jenis dan sifat pekerjaan yang dijalankan secara terus menerus. Jumlah karyawan yang bekerja di dalam shift diatur secara proporsional mendekati perbandingan 50 banding 50 untuk setiap shift. Pengaturan jam kerja ini diikuti oleh optimalisasi penerapan kerja dari rumah atau work from home yang selama 3 bulan belakangan ini sudah budayakan dan tentunya mengutamakan keselamatan bagi kelompok rentan, yaitu orang tua dan mereka yang punya penyakit penyerta," sambungnya.
Berikut ini pernyataan lengkap dr Reisa Broto Asmoro dan Achmad Yurianto:
dr Reisa Broto Asmoro
Selamat sore saudara-saudari. Dalam rangka memastikan masyarakat kembali produktif dan tetap aman dari COVID-19, pemerintah melalui gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 mengeluarkan surat edaran badi instansi pemerintah, BUMN, BUMD, dan swasta tentang pengaturan jam kerja pada masa adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif dan aman COVID-19. Gugus tugas mengatur bahwa pengaturan jam kerja karyawan dibuat dengan sistem bergilir atau dengan 2 shift. Pengaturan jam kerja antar shift wajib dilakukan dengan jeda minimal 3 jam. Shift pertama masuk antara pukul 7 sampai 07.30 dan pulang pukul 15 sampai pukul 15.30, lalu shift kedua masuk dengan pukul 10 sampai dengan 10.30 dan pulang pukul 18 sampai pukul 18.30.
Pengaturan jam kerja dikecualikan untuk jenis dan sifat pekerjaan yang dijalankan secara terus menerus. Jumlah karyawan yang bekerja di dalam shift diatur secara proporsional mendekati perbandingan 50 banding 50 untuk setiap shift. Pengaturan jam kerja ini diikuti oleh optimalisasi penerapan kerja dari rumah atau work from home yang selama 3 bulan belakangan ini sudah budayakan dan tentunya mengutamakan keselamatan bagi kelompok rentan yaitu orang tua dan mereka yang punya penyakit penyerta. Penerapan teknis operasional jam kerja diserahkan oleh masing-masing instansi kantor atau pemberi kerja pastinya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan sesering mungkin.
Tujuan utama dari regulasi ini adalah menekan kemungkinan terjadinya kerumunan pada saat berangkat dan masuk kerja, terutama menghindari penumpukan pada sarana dan pra sarana transportasi. Tentunya ditambah dengan upaya mengoptimalkan kapasitas sarana dan pra sarana transportasi dan dilengkapi dengan langkah-langkah yang selaras dengan penerapan protokol kesehatan yang akhirnya dapat meningkatkan pencegahan penyebaran COVID-19.
Saudara-saudari, selain pengaturan jam kerja dan pemilihan jenis transportasi yang menerapkan protokol kesehatan, beberapa hal yang harus diperhatikan ketika saudara-saudari di tempat kerja adalah: Pertama, hindari pertemuan sosial dengan jaga jarak fisik minimal 1 sampai 2 meter. Kedua, pastikan tempat duduk kerja atau kantor kita memiliki ventilasi yang baik. Ketiga, cuci tangan sesering mungkin setelah memagang barang-barang yang digunakan bersamaan dengan orang lain. Ingat kalau fasilitas cuci tangan tidak banyak bawa cairan pembersih tangan atau hand sanitizer. Keempat, jaga kebersihan tempat kerja dan lakukan disinfektan secara berkala. Kelima, gunakan masker dengan baik dan benar, jangan asal lepas masker pada saat ada di kantor atau ramai orang dan bila sakit bekerja lah dari rumah. Berikutnya, terapkan etika batuk dan bersin bisa dengan melipat siku atau tutup mulut dan hidung menggunakan tisu dan langsung dibuang ke tempat sampah yang tertutup. Cuci tangan sebelum menyentuh benda apapun. Perhatikan sistem tempat duduk di tempat kerja, pastikan berjarak lebih dari 1 meter dan memilik sekat apabila memungkinkan.
Pengaturan pintu masuk dan keluar untuk semua karyawan juga harus diperhatikan agar tidak terjadi penumpukan orang. Perhatikan juga protokol ini berlaku di tempat makan, ruang istirahat dan ruang pertemuan. Tips bagi para manager kantor berlakukan lah jam istirahat yang berbeda bagi setiap shift untuk mengurangi kepadatan sehingga terus terjaga jarak yang aman yaitu 1 sampai 2 meter. Seperti yang sudah pernah saya kutip sebelumnya beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bawa jaga jarak adalah jurus paling jitu menurunkan resiko tertular COVID-19. Pencegahan yang paling baik berikutnya adalah tentu dengan menggunakan masker dan cuci tangan dengan baik dan benar.
Bapak ibu saudara-saudari. Setelah bekerja dan sampai di rumah, terapkan lah protokol kedatangan sebelum kita bertemu dengan anggota keluarga seperti membuka alas kaki sebelum masuk ke dalam rumah, semprotkan disinfektan pada alas kaki maupun pada barang bawaan yang dibawa pada saat bekerja, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir minimal 20 detik sebelum menyentuh barang-barang yang ada di rumah. Langsung mandi dan kenakan baju bersih baru kemudian bertemu dengan anggota keluarga di rumah. Jadilah pelindung keluarga yang andal, tetap produktif dan tetap menjaga anggota keluarga aman dari COVID-19. Keluarga sehat, masyarakat juga ikut sehat. Sekarang saya persilakan dr Acmad Yurianto untuk menyampaikan kinerja data hari ini.
dr Achmad Yurianto
Selamat sore saudara-saudara sekalian. Hari ini kita sudah mengawali dengan menerapkan surat edaran nomor 8 khususnya untuk Jabodetabek terkait dengan secara konsisten kita menetapkan physcal distancing di semua tempat, bukan hanya terkait dengan di transportasi masal tetapi juga di stasiun kemudian di jalan dan ayang lebih penting lagi adalah di perkantoran. Kami melihat sudah banyak masyarakat sudah bisa melaksanakan dengan baik, namun kami mengingatkan sekali lagi justru pada saat jam istirahat makan siang masih kadang-kadang kita temukan bergerombol dalam jumlah yang cukup banyak di tempat-tempat istirahat, ini yang harus kita waspadai bersama. Oleh karena itu saudara-saudara sekalian patuhi betul dan disiplin menjaga jarak. Ini adalah upaya yang terbaik bagi kita di dalam kaitan untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Permasalahan yang kita hadapi dari masing-masing daerah tentunya tidak sama, resiko epidemiologi masing-masing daerah juga tidak sama dan ini bersifat dinamis. Karena kita pahami bersama bahwa faktor pembawa penyakit ini adalah manusia, artinya mobilitas sosial manusia menjadi sesuatu yang penting untuk kita perhatikan. Pasti akan berbeda antara ibu kota Jakarta dengan daerah yang lain, namun pada prinsipnya semua sama menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan adalah pilihan yang harus kita lakukan, ini yang harus kita biasakan dan inilah yang kemudian kita sebut sebagai kebiasaan yang baru. Oleh karena itu mari kita budayakan mari kita aplikasikan dalam semua tahapan kehidupan kita semua. Keluarga menjadi kunci utama bagi kita untuk mengedukasi tentang budaya yang baru ini, tentang kebiasaan yang baru ini.
Saudara-saudara kami akan melaporkan tentang kinerja data bidang kesehatan dari kegiatan yang dilaksanakan sejak kemarin tanggal 14 Juni pukul 12.00 sampai dengan hari ini 15 Juni pukul 12.00. Kita telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 8.776, kami sudah berupaya semaksimal mungkin agar seluruh laboratorium tidak berhenti beroperasi meskipun itu di hari libur. Namun ternyata beberapa laboratorium di beberapa rumah sakit kemudian juga beberapa laboratorium di perguruan tinggi masih menerapkan hari libur sehingga pemeriksaan menurun menjadi 8.776. Dari hasil ini kita dapatkan kasus positif terkonfirmasi adalah 1.017 orang sehingga total menjadi 39.294 orang. Kalau kita lihat distribusinya masih tetap sama bahwa ada 5 provinsi yang angka laporannya cukup tinggi diantaranya adalah 270 kasus positif di Jawa Timur, meskipun juga dilaporkan 62 kasus sembuh. DKI Jakarta 142 kasus meskipun dilaporkan juga ada 106 kasus yang sembuh. Jawa Tengah ada 116 kasus, 36 sembuh, Sulawesi Selatan 101 kasus, 142 sembuh, dan Kalimantan Selatan 66 kasus dan 16 sembuh.
Kami sudah mengkoordinasikan dengan dinas kesehatan setempat penambahan ini karena dilakukan pemeriksaan secara masif dari kontak tracing yang agresif dilakukan semua kasus kontak positif dengan orang yang kita rawat kita lakukan tracing dan inilah yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan testing. Angka-angka ini yang berkontribusi cukup besar di dalam capaian hasil yang kita dapatkan hari ini. Namun ada 19 provinsi yang melaporkan kasusnya di bawah 10, bahkan ada 11 provinsi yang hari ini tidak ada laporan kasus positif sama sekali. Sebagai contoh Papua hari ini tidak ada laporan kasus positif namun melaporkan 63 sembuh, ini sebuah kabar cukup baik untuk kita. Kemudian Banten hari ini melaporkan 3 kasus dan 20 sembuh, Bali 19 kasus dan kemudian dilaporkan 28 kasus sembuh.
Saudara-saudara kalau kita perhatikan bahwa total kasus sembuh hari ini adalah 592 orang sehingga akumulasinya adalah 15.123 orang memberikan gambaran bahwa optimise kita bahwa COVID-19 ini bisa disembuhkan dan kita sudah melihat pergerakan kasus sembuh ini demikian cepat, demikian masif dan ini adalah gambaran bahwa treatment atau rawatan pada penderita COVID ini bisa berjalan dengan baik. Kasus meninggal bertambah 64 orang sehingga menjadi 2.198 orang. 431 kabupaten/kota yang sudah terdampak di seluruh provinsi ini. Kemudian ada 36.744 kasus ODP yang kita pantau, sementara kasus PDP yang terus kita awasi adalah 13.649. Ini kita maknai dari data hari ini adalah bahwa proses penularan masih terjadi, artinya masih ada sumber penularan yang berada di tengah kita yang belum melaksanakan tindakan isolasi dengan baik dan kemudian masih banyak kelompok rentan yang tidak menyadari bahwa mereka akan sangat mudah terinfeksi yaitu mereka-mereka yang kemudian tidak patuh untuk menjaga jarak, tidak menggunakan masker dan tidak rajin mencuci tangan.
Oleh karena itu saudara-saudara sekalian mari kita bersama-sama memahami hal-hal protokol kesehatan dan informasi terkait COVID ini secara terus menerus. Kami sudah menyediakan beberapa informasi baik yang kita muat di covid19.go.id atau melalui call center 119 ekstensen 9, di beberapa akun media sosial kita ada di @lawancovid19, ada di hallokemkes, ada di aplikasi online layanan tele medicine lainnya dan secara rutin kita bisa melihat dan mendengarkan berita ini melalui TVRI dan RRI yang juga disebarluaskan oleh televisi dan radio swasta lainnya. Mari kita bersama-sama untuk bersatu padu melawan COVID-19 ini. Pekerjaan kita masih membutuhkan waktu, oleh karena itu mari kita tetap bergotong royong, konsisten dan kemudian terus bersabar. Karena keberhasilan penanggulangan COVID-19 ini sangat tergantung dari perilaku kita sendiri, kita pasti bisa melakukan ini, kita pasti bisa. Terima kasih, selamat sore.