Polda Sumatera Selatan (Sumsel) mengungkap kronologi dugaan penusukan dan perampasan senjata Aipda Andry Muzakir (38). Polisi mengatakan aksi itu bukan perampokan.
"Jadi mau saya luruskan apa yang dibilang warga. Sebenarnya itu bukan perampokan, tapi salah paham," ujar Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi, ketika dimintai konfirmasi, Senin (15/6/2020).
Supriadi mengatakan korban dan dua terduga pelaku AS serta RI sudah kenal sejak korban masih dinas di Bangka Belitung. Setelah korban pindah ke Sat Sabhara Polrestabes Palembang, mereka bertemu di rumah kontrakan.
"Mereka sempat makan bareng pada pukul 01.00 WIB dini hari. Entah apa yang terjadi, pada pukul 03.00 WIB terjadilah keributan itu," kata Supriadi.
Dalam keributan itu, kata Supriadi, korban diduga ditusuk sembilan kali mulai dari tangan hingga punggung. Korban disebut sempat mengamankan barang diduga pistol yang belakangan diketahui adalah airsoft gun milik pelaku.
"Itu yang ada di lokasi bukan pistol, airsoft gun saja. Untuk senjata milik korban jenis V2 masih dicari, termasuk pelakunya," kata Supriadi.
Kondisi korban saat ini sudah membaik. Namun, dia belum dapat dimintai keterangan terkait dugaan motif keributan itu.
Sebelumnya, insiden penusukan dan perampasan senjata itu terjadi, Minggu (14/6) pukul 03.00 WIB. Insiden diketahui warga setelah korban minta tolong akibat ditusuk pelaku.
Korban keluar dari dalam kontrakan warna krem di Komplek Taman Ogan Permai Kota Palembang dengan menenteng pistol. Dia berteriak meminta tolong dan dilarikan ke rumah sakit. Polisi masih memburu dua terduga pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton video 'Detik-detik Perampokan di Depok, Tarik-tarikan Tas Isi Rp 80 Juta':
(ras/haf)