Lebih lanjut, dia menjelaskan alasan Pemprov DKI memakai kata 'PSBB transisi' bukan 'new normal'. Dia mengatakan saat ini DKI belum bisa menerapkan new normal seutuhnya, karena itu digunakan kata transisi sebagai tahap awal menuju new normal.
"Kami menghindari kata new normal karena ada kata normal di situ, seakan-akan sudah bebas. Seakan sudah normal, padahal belum, sehingga di masa PSBB keempat ini lakukan pelonggaran. Kami sebutnya PSBB transisi menuju masyarakat normal," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riza pun meminta masyarakat tetap berhati-hati di masa PSBB transisi. Dia menyebut mulai Senin (15/6) sejumlah pertokoan dan tempat wisata akan buka 50 persen dan bertahap. Namun, dia meminta warga tetap mengutamakan protokol kesehatan.
"Tempat usaha lain yang terjadi kontak langsung. Di masa PSBB transisi ini karena ada pelonggaran itu sebabkan interaksi meningkat, jumlah orang keluar meningkat, potensi bertemu meningkat. Itu artinya potensi penyebaran virus Corona juga meningkat. Yang paling rawan pasar, kedua halte dan stasiun, kalau rumah ibadah bisa dikendalikan. Tapi saya sampaikan, kami ingin mengajak kita semua tiap hari lakukan sosialisasi. Lakukan dari keluarga, organisasi, lingkungan kita, siapapun yang tidak lakukan protokol COVID, jangan segan diberitahu," pungkasnya.
(zap/gbr)