Komisi I DPR, yang membidangi urusan internasional, komunikasi-informatika, pertahanan, dan intelijen, mengatakan virus Corona (COVID-19) berdampak pada masalah rasisme secara verbal terhadap kelompok tertentu. Virus Corona juga berdampak pada gelombang PHK pekerja startup.
"Rasisme verbal terhadap kelompok yang memiliki kaitan misalnya di beberapa negara, di awal-awal COVID-19 ini karena berasal dari Asia, terus kemudian mereka harus menerima, baik itu pernyataan verbal atau tindakan-tindakan yang rasis karena dikaitkan dengan asal-usul virus tersebut. Kemudian peningkatan egosentrisme dan emosional masyarakat akibat perasaan dan frustrasi akan COVID-19," kata Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid dalam diskusi virtual bertajuk 'Tren Geopolitik Dunia di Tengah COVID-19' pada Jumat (12/6/2020).
Lebih lanjut, di sektor politik luar negeri, Meutya mengatakan adanya rivalitas antarnegara akibat pandemi COVID-19. Menurutnya, beberapa negara mulai saling menyalahkan negara lain hingga meningkatnya rasa tidak percaya terhadap Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO).
"Rivalitas antarnegara diprediksi tetap ada peningkatan saling menyalahkan, tuduh-menuduh, rasa curiga. Kalau kita lihat sekarang, Amerika Serikat dengan China sedang saling lempar statement menduga bahwa virusnya dari Tiongkok. Kemudian Tiongkok juga membalas dengan pernyataan lainnya. Kemudian peningkatan rasa tidak percaya terhadap institusi global, seperti WHO, juga meningkat," jelas politikus Partai Golkar ini.
Untuk startup, Meutya mengatakan ada 492 perusahaan yang terkena dampak pandemi COVID-19. Khusus di Indonesia, ada 5 startup yang terdampak dan 450 karyawan terkena PHK.
"Meskipun dibilang bahwa dalam era work from home, study from home ini startup terbantu betul, tapi mereka juga kena dampaknya. Sebanyak 492 startup di dunia terdampak COVID dengan jumlah PHK juga yang cukup besar, sekitar 63 ribu orang. Di Indonesia, lima startup terkena imbas dengan 450 karyawan kena PHK," ujar Meutya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton video 'Massa Anti-Rasisme Robohkan Patung Christopher Columbus':
(dkp/dkp)