Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali menegaskan Indonesia menolak klaim Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China terhadap Laut China Selatan. Menurut Retno, klaim tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional yang berlaku saat ini.
"Jadi inti dari posisi Indonesia adalah bahwa kita tidak akan mengaku klaim Nine Dash Line-nya RRT. Karena klaim tersebut tidak berdasarkan pada hukum internasional yang berlaku," kata Retno dalam diskusi virtual bertajuk 'Tren Geopolitik Dunia di Tengah COVID-19', yang diselenggarakan Bidang Media dan Penggalangan Opini Partai Golkar pada Jumat (12/6/2020).
Retno mengatakan situasi di Laut China Selatan saat ini masih diwarnai adanya proyeksi dua kekuatan besar. Dia menegaskan keputusan Indonesia pun sesuai dengan hukum internasional, khususnya UNCLOS 1980.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi saat ini juga tidak mudah. Beberapa kali terjadi stand off antara beberapa kapal-kapal RRT dengan beberapa kapal negara di ASEAN. Belum lagi power projection antara dua kekuatan besar," ujar Retno.
"Kalau kita lihat posisi Indonesia konsisten untuk isu laut China Selatan dengan kunci penghormatan terhadap hukum internasional, terutama UNCLOS 1980," imbuh Retno.
Lebih Lanjut Retno mengatakan Indonesia telah kembali mendaftarkan posisi Indonesia ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap isu tersebut. Intinya, kata Retno, Indonesia menganggap klaim China tersebut tidak sesuai dengan UNCLOS 1980.
Simak video 'China Bantah Tuduhan Uni Eropa Soal Salah Informasi Virus Corona':
"Oleh karena itu, pada 26 Mei yang lalu, Indonesia meregister, mendaftarkan kembali posisi terhadap klaim RRT mengenai Nine Dash Line ke PBB. Yang intinya satu, klaim Nine Dash Line tidak memiliki dasar dan tidak sesuai dengan UNCLOS," tutur Retno.
Retno berharap Laut China Selatan dapat menjadi perairan yang damai dan stabil. Dia tidak ingin wilayah tersebut menjadi tempat proyeksi dua kekuatan besar yang berpotensi merugikan negara-negara di sekitarnya.
"Dalam berbagai kesempatan Indonesia juga terus menyampaikan bahwa Laut China Selatan harus menjadi laut yang damai dan stabil dan Indonesia juga tidak ingin Laut China Selatan menjadi tempat power projection dua kekuatan yang besar yang pasti akan merugikan kita semua termasuk, terutama negara-negara di kawasan," tutur Retno.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia menegaskan tidak akan pernah mengakui klaim China atas perairan Natuna. Sikap tersebut juga sudah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Terkait Nine Dash Line yang diklaim Tiongkok, sampai kapan pun juga Indonesia tidak akan mengakui dan apa yang disampaikan Pak Presiden bahwa itu bukan hal yang harus dikompromikan karena sudah jelas hak berdaulat kita sudah jelas," ujar Menlu Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/1).