Perjuangan Pengurus Jenazah Corona Sampai Debat dengan Keluarga Korban

Perjuangan Pengurus Jenazah Corona Sampai Debat dengan Keluarga Korban

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Jumat, 12 Jun 2020 12:12 WIB
Petugas pemulasaraan jenazah, Muh Hanifurrohman (Dok. YouTube BNPB)
Petugas pemulasaraan jenazah, Muh Hanifurrohman (Dok. YouTube BNPB)
Jakarta -

Petugas pemulasaraan jenazah bernama Muh Hanifurrohman bekerja tak kenal waktu. Muh bertugas di bagian pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.

Muh menceritakan pengalamannya saat awal-awal menangani 3 pasien positif Corona yang meninggal dunia pada malam hari. Kala itu, ia langsung bergegas pergi ke rumah sakit karena panggilan jiwa meskipun, di waktu yang sama, ia tengah asyik bercengkerama dengan keluarga.

"Waktu itu pemulasaraan jenazah COVID-19 ini wafat pukul 01.00 WIB tentunya pemulasaraan jenazah pagi atau siang hari, malam hari, berbeda rasanya. Nah, ini satu hal yang biasanya kita malam di rumah bersama keluarga, kemudian kita harus datang. Pemulasaraan jenazah ini juga panggilan jiwa kami untuk tetap melaksanakan," kata Muh melalui siaran langsung dari kanal YouTube BNPB, Jumat (12/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perjalanannya, Muh mendapati kendala, yakni tidak adanya kantong mayat yang tersedia di rumah sakit, sehingga ia terpaksa meminjam ke rumah sakit terdekat. Ditambah lagi, kala itu adanya penolakan dari keluarga korban untuk dilakukan pemulasaraan jenazah sesuai protokol Corona.

"Saat itu kita memulasarakan jenazah, di awal-awal tidak ada kantong mayat, kemudian kita meminjam di Rumah Sakit Cempaka Putih, alhamdulillah diberikan pinjaman, sehingga kami melaksanakan dengan baik. Memang di satu sisi begini, keluarga pasien itu pada umumnya menolak untuk jenazah itu dilaksanakan sebagaimana COVID, inginnya keluarga dibawa pulang," ujar Muh.

ADVERTISEMENT

Dari dalam lubuk hati, Muh sebagai manusia biasa pun tidak memungkiri adanya bayang-bayang virus Corona yang bisa saja menjangkitinya. Namun, Muh meyakini virus tersebut tidak akan masuk selama alat pelindung diri yang ia kenakan sudah lengkap.

Simak video 'Massa Geruduk RS di Makassar Mau Ambil Jenazah COVID-19':

"Jujur manusiawi takut, namun sekali lagi kita sudah memakai modul dengan baik, kecuali saya ujug-ujug dengan tangan kosong ya jelas ya kita sudah ada usaha. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan memakai APD yang lengkap," imbuhnya.

Kendati demikian, Muh menyampaikan rasa senangnya manakala ia berhasil merayu keluarga jenazah positif Corona untuk menyetujui pemulasaraan sesuai protokol yang ada. Meskipun, kata Muh, butuh perdebatan yang sangat alot agar mereka mau diedukasi terkait dengan protokol kesehatannya.

"Tapi sukanya, Pak, kita merasa bangga, senang sekali ketika keluarga jenazah menyetujui untuk dilaksanakan pemulasaraan jenazah sesuai prosedur kesehatan itu yang rayuan kita yang akhirnya keluarga menerima itu yang membuat kita bangga, merasa senang berhasil begitu karena alot sekali perdebatannya cukup alot," ucap Muh.

Muh berharap masyarakat tidak perlu khawatir pemulasaraan jenazah terkait Corona yang ditangani rumah sakit. Hal itu, kata Muh, tentu sudah melalui prosedur yang sangat ketat.

"Pemulasaraan di rumah sakit sudah syari jadi masyarakat tidak perlu khawatir lagi apalagi yang ingin diambil, dimandikan sendiri seakan-akan kalau dimandikan di rumah sakit tidak sesuai, tidak sah tapi insyaallah karena dalam kondisi darurat, sah secara syar'i. Kami harapkan masyarakat tidak cemas dan tidak perlu khawatir akan pelayanan kami," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads