Dwi bergegas merapikan barang dagangannya sore ini. Penjual daging di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur (Jaktim), ini mengaku cukup gelisah dengan ditemukannya 20 kasus positif Corona di tempatnya mencari nafkah.
Sebagaimana diketahui, Pasar Perumnas Klender menjadi pasar dengan jumlah kasus positif Corona tertinggi di Jakarta. Meski pasar ditutup, Dwi mengaku tetap fokus berjualan di tempat lain untuk menafkahi keluarganya.
"Gimana ya, sempat merasa khawatir ada. Tapi, kalau cuma isu saja sih, kita kan mengantisipasi saja. Kita jangan terlalu takut juga jadinya. Kita juga kan harus cari uang buat keluarga," kata Dwi saat ditemui di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwi menceritakan awal terungkapnya penularan Corona di pasar itu dari seorang pedagang yang positif pada Mei lalu. Pedagang tersebut berjualan di wilayah basement pasar, satu lantai di bawah lokasinya berjualan.
Namun, dia menambahkan, hingga kini dia dan pedagang pasar lainnya tidak mengetahui pasti daftar total 20 pedagang yang positif Corona tersebut.
"Kalau di basement kan dulu itu memang ada tukang (ikan cue) dinyatakan positif. Tapi, setelah itu, saya nggak tahu bisa sampai 20 itu siapa-siapa saja, di blok mana, siapa saja. Buktinya, di sini ada 20 kan bakal ditutup semua. Tapi, kenyataannya dibuka biasa ini," terang Dwi.
Lebih lanjut Dwi mengatakan pandemi virus Corona telah mempengaruhi pendapatan hariannya. Dia mengatakan banyak pembeli yang kemudian risi tiap hendak berbelanja di area pasar.
"Omzet kita menurun banyak. Sekarang kan konsumen kalau mau datang ke dalam (pasar) jadi sedikit risi juga ya. Kita juga ikut gelisah, nggak tenang," imbuhnya.
Simak video 'Tes Corona di 19 Pasar di Jakarta, 52 Pedagang Positif':
Terkait opsi penutupan pasar sementara, Dwi mengaku hanya bisa ikhlas jika kebijakan tersebut harus diambil. Namun dia meminta hal itu dilaksanakan dengan adil.
Dwi menambahkan, jika Pasar Perumnas Klender ditutup sementara, semua kios dan toko harus ditutup.
"Kalau kita sebenarnya keberatan karena mata pencarian di sini. Tapi, kalau memang harus kaya gitu (ditutup), ya kita ikhlas. Tapi, kita mintanya semua ya. Ditutup semua total. Kalau ditutupnya separuh-paruh, ya kita juga colong-colongan nanti. Jadi semuanya kena," ungkap dia.
"Cuma ya jangan sampai jugalah sebenarnya. Misalnya ini ditutup, pemerintahnya ngejamin harusnya. Kita sih penginnya tetap buka, tapi kalau memang ditutup, ya harus adil kena semuanya," sambung Dwi.
Hal senada dikatakan Nurali, pedagang kue di Pasar Perumnas Klender. Dia mengatakan pendapatannya menurun sejak pandemi Corona.
Kasus positif Corona yang ditemukan di pasar sudah pasti semakin berdampak buruk bagi pemasukannya.
"Iya, semua omzet dari awal (pandemi virus Corona) menurun. Sekarang semua orang kan ada yang di-PHK. Semua yang diberitakan negatif jadi pengaruh ya pasti. Omzet jadi ikut menurun," tuturnya.
![]() |