Insiden penjemputan paksa jenazah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) oleh sejumlah warga di Rumah Sakit Mekar Sari, Bekasi, Jawa Barat, berakhir damai. Pihak rumah sakit mengatakan insiden tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman.
"Pihak keluarga tadi menyampaikan kepada kami insiden yang terjadi pada tanggal 8 lalu adalah di luar kendali keluarga. Kami menyampaikan bahwa itu adalah murni kesalahpahaman antarpihak keluarga dan kami, dan seharusnya tidak terjadi dan kami cukup prihatin," kata Direktur Rumah Sakit Mekar Sari, Evi Andri Winarsih, di RS Mekar Sari, Jalan Mekar Sari, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/6/2020).
Pertemuan mediasi antara pihak rumah sakit dan keluarga korban dilakukan di RS Mekar Sari, siang ini. Mediasi tersebut juga dihadiri Wakapolsek Bekasi Timur AKBP Hotman Hutajulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyampaikan bahwa RS Mekar Sari merupakan rumah sakit rujukan awal COVID-19 di kota Bekasi. Jadi, kami melakukan protokol pelayanan sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan juga dari pemerintah kota Bekasi. Dari mulai pasien masuk sampai pemulasaraan, kami sesuai dengan prosedur tersebut," terang Evi.Evi mengatakan pihaknya telah menjalankan protokol kesehatan yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pemerintah terkait pelayanan kepada pasien.
Atas insiden yang terjadi pada Senin lalu, Evi menyebutkan pihak rumah sakit dan keluarga telah sepakat saling memaafkan dan menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.
"Hari ini kami berusaha dan sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan saling memaafkan," imbuh Evi.
Seperti diketahui, sebuah video yang menampilkan penjemputan paksa jenazah yang disebut-sebut berstatus PDP dari sebuah rumah sakit viral di media sosial (medsos). Dalam video yang beredar di media sosial, tampak massa menumpuk di depan pintu salah satu ruangan di rumah sakit. Massa berteriak memaksa menerobos pintu.
Seorang pria yang mengenakan kaos berwarna hijau tampak memukul-mukul pintu. Kemudian, pintu terbuka. Tampak seorang pria berusaha menenangkan massa. Namun, massa menerobos masuk.
"Udah... udah, masuk... masuk, ambil... ambil, buka, warga pada nungguin," kata massa.
Pihak keluarga korban juga telah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada rumah sakit. Eko, salah satu perwakilan keluarga, mengatakan insiden penjemputan paksa jenazah tersebut terjadi akibat rasa panik yang dialami oleh pihak keluarganya.
"Jadi, kami dari pihak keluarga besar Rosidi alharhum, dalam hal ini saya anak dari bapak Rosidi mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya terhadap pihak Rumah Sakit Mekar Sari yang mana telah terjadi insiden pada hari Senin kemarin yang benar-benar tidak kami kehendaki dari keluarga inti," kata Eko.
"Kejadian itu didasari rasa panik yang sudah tidak bisa dibendung karena memang kondisinya, di samping juga kesedihan warga," imbuhnya.
(isa/isa)