Aksara Jawa dikenal juga dengan Hanacaraka, Carakan atau Dentawyanjana. Aksara ini berkembang di Jawa dan dulunya digunakan untuk menulis suatu informasi.
Aksara Jawa merupakan salah satu aksara turunan Brahmi di Indonesia yang sejarahnya dapat ditelusuri dengan runut karena banyaknya peninggalan-peninggalan yang memungkinkan penelitian epigrafis secara mendetail.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang sejarahnya, aksara Jawa ditulis dengan sejumlah media mulai dari batu dan lempengan logam. Aksara Jawa mulai dituliskan dalam kertas pada abad ke-13. Hal ini berkaitan dengan penyebaran agama Islam yang tradisi tulisnya didukung oleh penggunaan kertas dan format buku kodeks. Dari sinilah mulai aksara Jawa Kawi berubah ke arah yang modern. Pada abad ke-15 aksara Jawa sering digunakan sebagai tulisan sehari-hari.
Aksara Jawa Hanacaraka dikenal juga dengan Carakan yaitu aksara turunan Brahmi yang populer digunakan sebagai penulisan naskah berbahasa Jawa, Madura hingga Bali dan Sasak.
Berikut ini beberapa jenis aksara Jawa yang perlu kita tahu:
1. Aksara Jawa Pasangan
Huruf Pasangan (Aksara Pasangan) Aksara pasangan dipakai untuk menekan vokal konsonan di depannya.
![]() |
2. Aksara Murda
Huruf aksara Jawa ini digunakan untuk menulis awal kalimat dan bisa juga digunakan untuk menunjukkan gelar, kota dan lembaga.
![]() |
3. Aksara Swara
Huruf vokal utama seperti A I U E O dalam kalimat bisa menggunakan huruf aksara ini.
![]() |
4. Sandhangan
Huruf vokal yang tidak mandiri bisa menggunakan huruf aksara Sandhangan. Berikut cara bacanya:
![]() |
5. Aksara Rekan
Huruf tambahan aksara rekan adalah huruf yang asalnya dari serapan bahasa asing yakni kh,f,dz,gh dan z.
![]() |
6. Aksara Pratandha
Tanda baca aksara Pratandha dalam penulisan kalimat dibutuhkan sebagai pembubuhan tanda baca. Begini cara penggunaannya:
![]() |
7. Aksara Wilangan
Selain huruf, Aksara Jawa angka juga ada.
![]() |