Wali Kota Bogor Bima Arya mendapati antrean penumpang di Stasiun Bogor pada Selasa (9/6/2020) tidak sepadat hari sebelumnya. Kendati demikian, ia tetap meminta pengaturan jam kerja oleh perusahaan-perusahaan untuk menghindari penumpukan penumpang di stasiun.
"Kami melihat pagi ini kondisinya lebih baik dari kemarin. PT KAI dan KCI sudah mengatur dengan rapi di sini, jaga jarak semua di sini. Tapi tetap saya kira harus ada pengaturan yang lebih rinci dan rapi lagi. Karena begitu kantor-kantor lebih banyak dibuka, tidak akan bisa menampung arus penumpang, akan ada penumpukan," ungkap Bima melalui keterangan tertulis, Selasa (9/6/2020).
Bima menuturkan, usulannya ihwal pengaturan shift kerja karyawan, khususnya yang biasa menggunakan jasa commuterline sudah dibahas oleh kementerian terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semalam kami melakukan rakor melalui video conference mengenai pembahasan waktu kerja karyawan agar tidak terjadi penumpukan di terminal dan stasiun. Ada Pak Kepala Gugus Tugas Nasional (Letjen TNI Doni Monardo), Menko Perekonomian, Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan kepala daerah se-Jabodetabek membahas hal tersebut," papar Bima.
Ia menyebut, usulannya direspons positif oleh pusat untuk kemudian dimatangkan oleh kementerian dan Gubernur DKI Jakarta. Bima mengusulkan agar dibuat pengaturan dua shift jam kerja, supaya tidak terjadi penumpukan penumpang di jam berangkat dan pulang kerja.
"Sebelumnya kami mengusulkan pengaturan dua shift jam kerja. Jadi, jam 08.00 WIB pagi dan ada yang jam 11.00 WIB. Jadi jaraknya agak panjang. Bagi commuters yang kerja di Jakarta agar dibagi itu. Dan saya juga mengusulkan agar untuk ibu-ibu atau perempuan diprioritaskan untuk shift yang pagi, agar bisa pulang lebih cepat ke rumah," urai Bima.
Di samping itu, Bima pun meminta agar perusahaan yang memiliki karyawan di luar Jakarta untuk menyediakan armada bus sebagai opsi transportasi karyawan. Armada tersebut, kata dia, bisa ditempatkan di beberapa titik agar dapat dijangkau oleh karyawan.
"Tidak hanya bus bantuan dari BPTJ tapi semaksimal mungkin ada bus antar jemput. Tidak usah semua di stasiun saya kira di beberapa titik jemputannya. Ketiga, kami juga usulkan untuk penambahan petugas, tidak saja dari jajaran pengamanan dalam dari PT KAI atau PT KCI, tapi dari Pemkot Bogor ataupun dari TNI dan Polri," kata Bima.
Menurut Bima, tiga poin usulan darinya, mencakup pengaturan jam kerja, pengadaan armada transportasi karyawan, serta penambahan petugas perlu direalisasikan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang transportasi umum, seperti commuter line. Penambahan penumpang, lanjut dia, saat ini baru sekitar 10 persen, belum sebanyak kondisi normal.
"Tiga poin ini harus dimaksimalkan. Karena ini baru penambahan 10 persen penumpang, belum kembali ke normal. Apalagi kalau kita kembali ke normal, penumpukan akan terjadi lagi. Jadi perlu sistem yang baru. Sistem yang diusulkan kemarin sudah disetujui tinggal secara teknis akan dieksekusi oleh kementerian terkait dan juga dikoordinasikan dengan Gubernur DKI Jakarta," ujar Bima
(akn/ega)