Pemerintah belum memutuskan kapan sekolah akan kembali dibuka setelah selama ini ditutup karena pandemi virus Corona. Kendala-kendala pembelajaran jarak jauh dihadapi murid dan guru. Namun hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan tetap harus dipastikan.
Direktur Proyek Pengurangan Risiko Bencana Save The Children, Victor Rembeth, menuturkan setidaknya ada sejumlah aksi yang perlu dilakukan untuk tetap memperjuangkan hak-hak anak dalam mendapat fasilitas pendidikan. Victor menyebut aksi itu dinamakan gerakan pulih bersama.
"Pastikan anak dapat bersekolah sesuai dengan haknya dan kapasitasnya serta menunjukkan perilaku baru," kata Victor melalui tayangan YouTube BNPB, Selasa (9/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah kendala berupa risiko yang harus dihadapi orang tua, guru, hingga murid dalam pembelajaran jarak jauh via internet.
"Risikonya yang kami temukan adalah 2 dari 3 orang tua mengatakan anak mereka tidak belajar dari website dan kemudian anak berisiko terhadap kekerasan online, dan anak terancam putus sekolah jika kehilangan pekerjaan orang tuanya berlanjut," kata Victor.
Dia menuturkan tak hanya siswa-siswi yang perlu mendapat hak-hak bersekolah yang layak. Guru juga perlu didukung untuk menerapkan pembelajaran dalam kebiasaan baru dengan berbagai fasilitas penunjangnya. Tidak semua guru punya akses internet.
"Tiga dari empat guru tidak memiliki akses ke website dan aplikasi online, dan 7 dari 19 guru membutuhkan material pembelajaran jarak jauh. Contoh praktiknya adalah perlu ada dukungan akses pada internet, dukungan transportasi guru kunjung, dan kemudian latih guru untuk penerapan di cuci tangan dan SOP kesehatan di sekolah," jelasnya.
Selanjutnya, sekolah harus memperkenalkan norma dan kebiasaan baru yang sehat di lingkungan sekolah. Dirinya mencontohkan, anjuran menyediakan sarana pencuci tangan hingga pembagian waktu siswa datang ke sekolah dibagi shift agar tidak menimbulkan penumpukan jumlah orang di kelas.
"Ini contoh praktik orang tua memastikan anak melaksanakan protokol kesehatan di rumah, di sekolah, atau dalam perjalanan ke sekolah, jangan pegang macam-macam dalam perjalanan ke sekolah. Orang tua berkomunikasi aktif dengan guru ada diskusi, orang tua mendengarkan perasaan dan pikiran anak dengan prinsip saling menghargai dan tanpa kekerasan," jelasnya.
"Masyarakat penting sekali mendukung proses belajar mengajar anak di lingkungan tempat tinggal. Ada stigma dari masyarakat menghambat proses pembelajaran offline bahwa kedatangan guru kunjung jangan, padahal guru kunjung perlu juga dilakukan," ucap Victor.
Lebih jauh, peran masyarakat di lingkungan tempat tinggal juga penting selama anak-anak melakukan kegiatan belajar-mengajar di rumah. Menurutnya, kunjungan guru ke tempat tinggal selama siswa belajar dari rumah jangan distigmakan negatif oleh masyarakat sekitar.
Terakhir, penerapan pendidikan aman bencana yang dilakukan oleh setiap pemerintah daerah perlu didukung. Pemda, kata dia, jangan terburu-buru memutuskan untuk membuka sekolah selama protokol kesehatan tidak siap diterapkan di sekolah pada masa new normal.
"Pemda jangan sampai buru-buruan untuk masuk ke sekolah dan kebingungan ketidaksiapan sekolah dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh risikonya juga anak-anak rentan kehilangan hak atas pendidikan. Perlu praktiknya ada protokol dan SOP memastikan kesiapan sekolah," pungkasnya.