Alasan lainnya Burhanuddin menilai pandemi COVID-19 ini dijadikan panggung elektoral Pilpres 2024 yang akan datang bagi para kepala daerah. Menurutnya, banyak tokoh yang saat ini elektabilitasnya kalah lantaran tidak terekspos dalam penanganan COVID-19, salah satunya Menhan Prabowo Subianto.
"Visibility kelihatan, panggung COVID-19 ini beralih dari domain pusat, sebagian ditarik ke domain pemda, pemda ini sekarang lebih sering mendapatkan average penanganan COVID-19, calon-calon yang tidak dapat coverage punya indikasi menurun, Prabowo, Sandiaga, Mahfud, AHY itu turun, meski Pak Prabowo Menhan, tapi beliau tupoksinya bukan di COVID, apa lagi panggung bergeser ke pemda," ungkapnya.
Seperti diketahui, Lembaga Survei Indikator Politik turut mengeluarkan survei pemilihan presiden. Ada dua kepala daerah mengalami kenaikan elektabilitas, yang lain mengalami penurunan dari periode survei sebelumnya.
Survei ini menggunakan pertanyaan 'Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?'. Hasilnya, nama Menhan Prabowo Subianto ada di posisi teratas dengan 14,1% suara. Namun, angka ini turun dari periode survei sebelumnya pada Februari.
Sejumlah nama lain yang masuk dalam survei adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK). Dua nama ini mengalami kenaikan elektabilitas. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa tokoh lain mengalami penurunan elektabilitas dibanding yang mereka peroleh di Februari 2020.
(maa/zap)