AJ (30) dan R (22), dua warga negara Indonesia (WNI) yang kabur dari kapal berbendera Cina, Fu Lu Qing Yuan Yu, mengaku dibohongi perusahaan penyalur pekerja migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI). Mereka dijanjikan berangkat ke Korea Selatan (Korsel) untuk bekerja sebagai buruh di perusahaan tekstil.
"Berdasarkan keterangan korban R, ada yang merekrut dirinya dan 5 orang lainnya untuk bekerja di Korea. Dan termyata dipekerjakan sebagai nelayan di atas Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu 901," kata Direktur Polisi Air (Dirpolair) Polda Kepri Kombes GR Gultom saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (6/6/2020).
Korban AJ juga mengaku pada polisi, dia dan 6 rekannya direkrut untuk bekerja di Korsel dan pada 24 Januari lalu diberangkatkan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban AJ dan 6 orang temannya dinaikkan ke kapal Fu Lu Qing Yuan Yu 901 dan bekerja selama 3 bulan. Dipindah dan bertemu dengan korban R di atas kapal yang sama," ucap GR Gultom.
Kedua korban mengaku bersedia disalurkan bekerja di luar negeri karena mendapat iming-iming akan digaji Rp 25 juta. Namun kenyataannya mereka sendiri tak mengerti berapa gaji yang mereka dapatkan, sementara kontrak kerja mereka 2 tahun.
"Bahwa seluruh korban yang terdapat pada kapal nelayan dimaksud, menurut korban AJ dan R, sebelumnya telah dijanjikan untuk bekerja di negara Korea pada bagian tekstil, dengan jumlah gaji per bulannya sebesar Rp 25 juta," terang GR Gultom.
"Selama bekerja, para korban juga mengaku tidak pernah mengetahui berapa gaji yang diterimanya, sedangkan kontrak kerja yang dilakukan selama 2 tahun," ucap GR Gultom.
Kedua korban dievakuasi polair ke Puskesmas Tebing Tinggi untuk menjalani pemulihan pasca-kondisi badan yang lemas akibat terapung berjam-jam di laut lepas. Tim medis juga melakukan rapid test terkait Corona terhadap kedua korban.
"Tindak lanjutnya juga kami berkoordinasi dengan BNP2TKI Karimun," tandas GR Gultom.
Sebelumnya diberitakan AJ dan R nekat melompat dari Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu. Keduanya merupakan ABK yang tak tahan dengan perlakuan tak manusiawi atasannya di kapal tersebut.
"Selama di atas kapal bekerja, lalu terjadi kekerasan dan istirahat, serta makan tidak cukup. Sehingga para pekerja asal indonesia yang ada di atas itu tidak betah bekerja," kata Direktur Polisi Air (Dirpolair) Polda Kepri Kombes GR Gultom.
Kedua ABK nekat terjun ke laut setelah menyadari Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu memasuki wilayah perairan Indonesia. Mereka ditemukan oleh nelayan binaan Ditpolair Polda Kepri di perairan Pulau Karimun Anak pada dini hari tadi.
Keduanya melompat dari kapal saat melintas di wilayah Selat Malaka. Mereka lalu dievakuasi nelayan yang mendengar suara orang minta tolong.
Gultom menerangkan kedua korban dalam kondisi lemah saat dievakuasi oleh nelayan. Kedua korban kemudian langsung dibawa ke pelabuhan rakyat di Kabupaten Karimun.