Usai Kisahnya Viral, Gubuk Reyot Nenek Hadi di Maros Akhirnya Direnovasi

Usai Kisahnya Viral, Gubuk Reyot Nenek Hadi di Maros Akhirnya Direnovasi

M Bakrie - detikNews
Sabtu, 06 Jun 2020 15:32 WIB
Gubuk reyot yang ditinggali nenek Hadi (70) di Maros, Sulsel, akhirnya direnovasi (M Bakrie/detikcom)
Gubuk reyot yang ditinggali nenek Hadi (70) di Maros, Sulsel, akhirnya direnovasi. (M Bakrie/detikcom)
Maros -

Setelah kisahnya viral, Nenek Hadi (70), yang tinggal sebatang kara di sebuah gubuk yang tidak layak huni di Kecamatan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), akhirnya mendapatkan perhatian.

Pihak Kecamatan Bantimurung bersama TNI-Polri serta warga akhirnya membongkar gubuk reyot Nenek Hadi yang hanya berukuran 3x5 meter itu. Renovasi juga dilakukan secara gotong royong.

"Alhamdulillah, sejak kemarin kami mulai memesan bahannya. Hari ini baru kami angkat ke lokasi dan sudah dilakukan pembongkaran. Hari ini juga lakukan pemasangan papan. Targetnya besok bisa rampung," kata Sekretaris Lurah Leang-leang, Suherman, Sabtu (6/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubuk reyot yang ditinggali nenek Hadi (70) di Maros, Sulsel, akhirnya direnovasi (M Bakrie/detikcom)Karena mobil-motor tak bisa masuk ke lokasi, semua barang kebutuhan renovasi digotong satu per satu. (M Bakrie/detikcom)

Karena tidak adanya akses jalan untuk kendaraan menuju lokasi, semua bahan yang diperoleh pun terpaksa digotong dengan berjalan kaki sejauh 2 kilometer. Namun karena banyak yang terlibat, bahan itu cepat terangkut ke lokasi.

"Tidak bisa masuk mobil atau motor, makanya kami angkat satu-satu ke dalam. Ya karena kami banyak, makanya jadi ringan dan cepat. Alhamdulillah semua bahannya sudah ada semua di lokasi. Kami juga berterima kasih karena semua ikut tergerak," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Dalam beberapa hari terakhir, gubuk yang didiami oleh Nenek Hadi sebatang kara ini memang ramai dikunjungi baik oleh unsur pemerintah maupun komunitas yang prihatin terhadap kondisi Nenek Hadi ini. Mereka pun berinisiatif merenovasi gubuk itu karena memang sudah tidak layak ditinggali.

Tonton juga 'Kisah Nenek di Maros, Hidup di Gubuk Reyot Sebatang Kara':

[Gambas:Video 20detik]

Gubuk reyot yang ditinggali nenek Hadi (70) di Maros, Sulsel, akhirnya direnovasi (M Bakrie/detikcom)Renovasi dilakukan TNI-Polri bersama warga (M Bakrie/detikcom)

Sementara itu, pihak Dinas Sosial Maros, yang juga turun, langsung melakukan pendataan agar program bantuan bisa didapatkan oleh Nenek Hadi, yang selama ini memang belum tersentuh, termasuk bantuan kesehatan yang memang sangat dibutuhkan olehnya.

"Masalahnya kemarin itu data kependudukannya yang tidak ada. Nah, kami sudah bantu dan didata untuk mendapatkan program bantuan. Untuk renovasi gubuknya ini memang harus cepat, makanya kami tidak menunggu anggaran pemerintah karena kan lama. Jadi kami buat gotong royong," kata Kadis Sosial Maros Prayitno.

Menurutnya, selama ini memang banyak warga yang kondisinya sama dengan Nenek Hadi dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah karena persoalan data kependudukan. Sementara itu, setiap program bantuan dari pemerintah itu diberikan berdasarkan data kependudukan yang jelas.

Gubuk reyot yang ditinggali nenek Hadi (70) di Maros, Sulsel, akhirnya direnovasi (M Bakrie/detikcom)Nenek Hadi bersyukur gubuknya direnovasi (M Bakrie/detikcom)

"Jadi kendalanya di situ. Kami tidak bisa apa-apa kalau data kependudukannya tidak tercatat. Tapi karena sudah kami bantu untuk mendapatkan itu, kami akan segera memasukkan dalam penerima program bantuan pemerintah, seperti Kartu Indonesia Sehat," sebutnya.

Nenek Hadi, yang sudah tidak mampu berjalan jauh, memilih tinggal di gubuk reyotnya sebatang kara hanya karena tidak ingin menyusahkan keluarganya. Meski usianya renta, ia berusaha tetap mandiri dengan bercocok tanam. Ia pun bersyukur karena gubuknya itu telah diperbaiki.

"Saya berterima kasih ke bapak-bapak ini. Saya tidak sangka banyak orang yang mau bantu saya perbaiki rumah saya ini. Memang sudah rusak sekali. Tapi karena tidak ada uang, saya tidak bisa apa-apa," kata Nenek Hadi dalam bahasa Bugis.

Halaman 2 dari 2
(jbr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads