Tentang Fenomena Strawberry Moon yang Muncul Dini Hari Ini

Tentang Fenomena Strawberry Moon yang Muncul Dini Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 06 Jun 2020 01:03 WIB
Fenomena gerhana bulan parsial terlihat di langit Lombok, Mataram, NTB, Rabu (17/7/2019). Fenomena bulan parsial ini terjadi karena titik orbit kesejajaran antara matahari, bumi dan bulan agak miring sehingga menampakkan bulan sebagian dengan bayangan umbra. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.
Foto: Ilustrasi gerhana bulan (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi).
Jakarta -

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal fenomena astronomi yang biasa disebut strawberry moon. BMKG mengungkapkan strawberry moon hanya istilah atau penyebutan gerhana bulan di Amerika ketika terjadi musim buah strawberry.

"Secara fenomena, strawberry moon itu hanya istilah di Amerika. Karena pada saat ini musimnya itu, musim di Amerika itu musim panen strawberry, jadi disebut dengan strawberry moon. Itu sudah dari tahun 1800-an," kata Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Suaidi Ahadi saat dihubungi, Jumat (5/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gerhana bulan panumbra atau strawberry moon 6 Juni 2020.Gerhana Bulan Penumbra atau Strawberry Moon, 6 Juni 2020. Foto: Dok. BMKG

"Seperti harvest moon, panen untuk gandum. Jadi secara fenomena itu hanya istilah," tambahnya.

Suaidi mengatakan strawberry moon hanyalah sebuah fenomena alam biasa. Dia mengatakan dengan adanya Strawberry Moon tentu terjadi pasang surut air laut, namun tak signifikan.

ADVERTISEMENT

"Kemudian secara dampak, sepertinya tidak berdampak apa pun, karena ini hanya fenomena biasa. Kalaupun masalah pasut (pasang-surut air laut) memang bulan itu ketika terjadi purnama atau bulan mati, itu terjadi pasut, itu fenomena biasalah, nggak ada pengaruhnya," ujarnya.

Strawberry moon yang puncaknya terjadi pada 6 Juni ini dini hari ini dapat dilihat oleh warga dengan mata telanjang. Suaidi menegaskan bahwa fenomena strawberry moon tak berdampak luar biasa ke bumi.

"Bisa (dilihat mata telanjang), bisa banget. Jadi kalau malam-malam keluar, Insyaallah Jakarta cerah bisa dilihat," ucap Suaidi.

"Fenomena pasti iya, fenomena gerhana iya, fenomena pasut iya, tapi tidak ada dampak yang luar biasa dari ini (ke bumi)," imbuhnya.

Sebelumnya, fenomena astronomi yang dikenal dengan strawberry moon akan terjadi pada 5 Juni 2020. Fase awal strawberry moon dimulai dengan fase bulan purnama.

Fenomena itu disampaikan Pusat Sains dan Antariksa LAPAN dalam akun Instagram resminya, seperti dilihat detikcom, Jumat (5/6). Fase bulan purnama yang mengawali strawberry full moon terjadi pada pukul 02.12 WIB.

"Bulan akan terletak di belakang Bumi bila dilihat dari Matahari dan wajahnya akan sepenuhnya disinari cahaya Matahari. Fase ini terjadi pada pukul 02.12 WIB. Bulan purnama dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Bulan Stroberi Penuh," tulis Pusat Sains dan Antariksa LAPAN.

Puncak fenomena strawberry full moon akan terjadi pada 6 Juni 2020. Bulan stroberi penuh akan terjadi pada pukul 02.12 WIB.

"Puncak fenomena ini terjadi pada pukul 02.12 waktu Indonesia Barat pada jarak 369.005 kilometer dari pusat Bumi. Purnama ini dapat disaksikan dari arah Barat Daya," tulis LAPAN.

Halaman 2 dari 2
(rfs/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads