KRL yang Tetap Saja Tak Lowong Meski Sudah Ada Marka di Gerbong

Round-Up

KRL yang Tetap Saja Tak Lowong Meski Sudah Ada Marka di Gerbong

Hestiana Dharmastuti, Hestiana Dharmastuti - detikNews
Jumat, 05 Jun 2020 21:08 WIB
Kondisi KRL Bogor-Jakarta. (Foto: Sachril/detikcom)
Foto: Kondisi KRL Bogor-Jakarta. (Foto: Sachril/detikcom)
Jakarta -

Penumpang kereta api listrik (KRL) dari Stasiun Bogor menuju Jakarta Kota berdiri bergelantungan tanpa jarak di masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Garis di lantai gerbong agar pengguna KRL bisa menjaga jarak sudah tak diindahkan.

Terlihat ada penumpukan di dalam kereta, khususnya untuk penumpang yang berdiri. Pantauan detikcom, Jumat (5/6/2020), KRL dari Stasiun Bogor berangkat menuju Jakarta Kota, sekitar pukul 06.32 WIB.

Kondisi di dalam KRL dari Stasiun Bogor sudah cukup penuh. Semua kursi yang disediakan sudah hampir penuh diduduki penumpang KRL.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Bangku yang diberi tanda dilarang duduk tidak diduduki penumpang KRL. Penumpang KRL dari Stasiun Bogor tampak mematuhi aturan yang diterapkan. Semua penumpang KRL pun memakai masker.

KRL berangkat dan berhenti di tiap stasiun. KRL pun makin penuh seiring dengan penumpang yang ikut naik di stasiun yang dilewati.

Kepadatan mulai terjadi ketika KRL berada di Stasiun Citayam.Belum banyak orang yang berdiri sebelum kereta berangkat. Hanya 1-3 orang yang berdiri di tiap gerbong. Ada garis merah di lantai gerbong kereta. Tanda ini dibuat agar pengguna KRL yang berdiri di titik tersebut guna menjaga jarak.

Lanjut ke stasiun berikutnya, orang yang naik KRL makin banyak. Orang yang berdiri di tiap gerbong juga semakin banyak sehingga KRL padat. Garis di lantai gerbong agar pengguna KRL bisa menjaga jarak sudah tak diindahkan.

Meski padat, kursi yang dilarang diduduki tetap kosong. Tidak terlihat ada pengguna KRL yang duduk di kursi yang dilarang ditempati. Selain itu, tidak ada penumpang KRL yang berbicara.

Gerbong terlihat sudah diisi lebih dari 60 orang. Namun penumpang KRL tetap memasuki gerbong meski sudah terlihat penuh. Petugas pun tak tampak menertibkan.

Padahal, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebelumnya telah mengingatkan bahwa dalam masa transisi fase satu ini semua kegiatan akan dibuka secara bertahap.

Misalnya soal kapasitas. Pada dasarnya, setiap tempat kegiatan tidak boleh penuh 100 persen, melainkan maksimal hanya 50 persen kapasitas tempat kegiatan. Jaga jarak juga harus diterapkan.

"Angkutan umum seperti yang disampaikan 50 persen kapasitas. Jadi MRT, TransJakarta, akan beroperasi dengan jam normal, dengan headway yang singkat, tetapi kapasitas per gerbongnya hanya 50 persen," sebut Anies saat menjelaskan soal aturan kapasitas di angkutan massal.

Atas kondisi KRL yang padat tersebut, PT KCI mengimbau penumpang mematuhi marka atau penanda jaga jarak yang ada di kereta.

"Patuhi marka di dalam KRL baik yang duduk ataupun berdiri. Kami sudah lakukan pembatasan-pembatasan masuk peron dan KRL, harapannya penumpang bisa patuh marka," kata VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba saat dihubungi, Jumat (5/6/2020).

Lebih lanjut, Anne juga mengatakan sudah banyak kereta yang beroperasi. Dia mengimbau agar penumpang dapat menunggu kereta yang lebih kosong agar tidak ada penumpukan.

"Sekarang KRL sudah banyak dijalankan. Tunggu yang kosong," tutur Anne.

Anne mengungkapkan petugas di lapangan juga telah dibantu oleh tim gabungan TNI, Polri, dan Brimob.

PT KCI pun telah menambah jam operasional dan jadwal perjalanan KRL. Pada masa transisi PSBB, jam operasional KRL akan dimulai pukul 04.00 sampai 20.00 WIB.

Menurutnya, tanpa kedisiplinan dari penumpang akan sulit menerapkan aturan jaga jarak.

"Petugas di lapangan juga dibantu TNI, Polri, Brimob. Jam operasional sudah diubah. Perjalanan sudah ditambah. Tapi kalau kita tidak disiplin akan susah menerapkan (jaga jarak)," tegas Anne.

Halaman 2 dari 3
(aan/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads