Arman mengaku tak dapat berbuat apa-apa saat jenazah dibawa keluarga lantaran ada puluhan anggota keluarga almarhum lain yang menunggu di luar RS.
"Ternyata ini yang meninggal, almarhum, banyak anggotanya datang sampai 50 orang. Banyak sekali dan mengamuk, pagar RS itu bolong dia anu," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang bawa senjata tajam, ada yang bawa badik. Makanya saya bilang jangan ki cari persoalan Dek, orang dalam keadaan emosi begini biasanya kalap ki toh. Sekuritiku saja sendiri dia pukul," sambungnya.
Padahal, lanjut Arman, sejak awal kedatangan pasien, pihaknya telah menjelaskan kepada keluarga bahwa, apabila pasien meninggal dan dicurigai Corona, pihak RS yang akan melakukan proses pemakaman, bukan keluarga. Namun belakangan pihak keluarga membawa kabur jenazah dari RS.
Akibat insiden ini, petugas tidak sempat melakukan tes swab terhadap jenazah PDP tersebut. "Jadi sampai sekarang pasiennya masih dalam status PDP karena kami belum sempat (lakukan tes) swab," ujar pejabat Humas RS Dadi Makassar, Yunus, Kamis (4/6).
Yunus mengatakan pihaknya baru mempersiapkan tes swab saat PDP tersebut meninggal. Beberapa saat setelah pasien meninggal, keluarga korban langsung datang ke Rumah Sakit Dadi dan membawa pergi jenazah.
"Ini pasien rujukan dari rumah sakit lain. Ada penyakit penyertanya dirujuk ke Rumah Sakit Dadi dengan sudah ditetapkan sebagai PDP," katanya.
Tonton video 'Terekam CCTV! Keluarga Bawa Kabur Jenazah PDP Corona di Makassar':