Keluarga pasien dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona (COVID-19) diseret dari dari kamar jenazah heboh di media sosial.
Peristiwa ini terjadi di salah satu rumah sakit di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tepatnya pada Kamis (28/5) lalu. Dalam video yang beredar, tampak dua perempuan berdebat dengan tiga petugas Satgas COVID-19 berbaju hazmat soal jenazah pasien di ruangan yang diduga kamar jenazah. Di sekeliling keluarga pasien terlihat beberapa petugas yang berjaga-jaga.
"Jangan kasih begitu suamiku," teriak perempuan itu kepada para petugas Satgas di depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, perempuan lainnya yang diduga anak perempuan dari pasien yang meninggal juga mohon diberi waktu untuk menunggu saudaranya yang belum datang ke rumah sakit.
Tidak berapa lama, keluarga pasien itu masuk ke kamar jenazah dan diikuti oleh empat petugas Satgas COVID-19. Salah seorang petugas COVID-19 terdengar meminta keluarga pasien pulang dan menyerahkan jenazah suaminya. Namun permintaan itu ditolak karena semua anaknya belum datang.
Bahkan dalam video itu, terlihat petugas Satgas COVID-19 mencoba meraih tangan keluarga pasien yang kemudian terjadi insiden tarik-menarik di antara kedua belah pihak. Akhirnya, ibu-ibu tersebut berhasil ditangkap dan kemudian diseret keluar dari dalam kamar jenazah oleh dua petugas.
"Tunggumi kakakku kodong (kasihan)," ujar salah seorang perempuan yang melihat ibunya diseret keluar dari dalam kamar jenazah.
Tonton juga 'Heboh Keluarga Pasien Diseret Satgas COVID-19 dari Kamar Jenazah':
Pihak rumah sakit tempat lokasi kejadian membenarkan adanya insiden tersebut. "Memang video lokasinya di Siloam. Cuma untuk petugas baju hazmat dari Satgas COVID-19 Makassar," kata pejabat Humas RS Siloam Putri Amelia saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (30/5/2020) lalu.
"Kita kan punya protokol di rumah sakit terutama pada pasien yang meninggal, dengan status PDP ataupun COVID, kita alihkan ke tim satgas. Jadi tim satgas yang urus, bukan rumah sakit itu aturannya," imbuh dia.
Setelah beredarnya video itu, Putri kemudian mengonfirmasi kepada staf rumah sakit soal kejadian ini. Dari informasi stafnya, petugas yang berbaju hazmat dan terekam menyeret keluarga pasien itu adalah petugas Satgas COVID-19.
"Jadi begitu kita sudah konfirmasi ke satgas, satgas langsung ambil alih," kata dia.
"Untuk di lokasi pun, sekuriti pun tidak standby di lokasi itu karena lokasinya agak berjauhan dan dari tim satgas dia kasih steril area jadi untuk petugas dari mulai sekuriti kemudian tim emergency, tidak boleh ada di dekat situ. Kalau sudah hubungi satgas jadi dia yang ambil alih," imbuhnya.
Menanggapi viralnya video tersebut, Pemprov Sulsel meminta pendekatan kepada keluarga pasien harus lebih persuasif. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sulsel Ichsan Mustari menyebut upaya persuasif ke warga sudah ditekankan pihaknya sejak awal.
" Prinsipnya, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tindakan persuasif dipentingkan. Biasanya orang tidak mau melakukan sesuatu, maka diberi tahu," kata Ichsan Jumat (29/5).
Saat ini dia masih berusaha meminta keterangan lebih lanjut soal kejadian sebenarnya di RS Siloam Makassar itu.
"Sementara saya lagi koordinasi di Siloam. Jadi saya belum bisa kasih tanggapan. Tapi, menurut saya, saya saya kira ada latar belakangnya sampai begitu. Saya belum tahu bagaimana kejadiannya," ucapnya.