Jakarta - Setelah Aceh-Nias dilanda dahsyatnya gelombang tsunami tahun lalu, kini Padang diprediksi rawan tsunami. Alat pendeteksi tsunami pun disimulasikan di Tanah Minang ini."Ini bukan ramalan, tapi analisis logis dari keteraturan," kata Jan Soraheluwakan, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Hal ini disampaikan dia dalam jumpa pers sosialisasi
early warning system tsunami yang disampaikan LIPI, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Gedung II BPPT, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2005).Jan menguraikan, saat ini sedang terjadi pengumpulan energi di sekitar Mentawai dan Kepulauan Pagai, Sumatera. Apabila mengikuti siklus yang sudah konsisten antara 220 tahun lalu, yakni tahun 1360, 1605, 1833, dan terakhir 1797, maka di Padang akan terjadi tsunami pada periode ini.Selain itu, Jan mengungkapkan kerawanan dapat dilihat dari tipologi kependudukan. Misalnya saja, terjadi kerapatan penduduk, 50 persen penduduk Padang yang bertempat tinggal di daerah rendah, yaitu di bawah 5 meter, dan rapatnya jarak antar perumahan."Inilah sebenarnya alasan yang membuat Padang menjadi daerah paling rawan di Samudera Hindia dan dunia," tambah Jan.Dari indikasi inilah, maka Padang akan menjadi daerah pertama penerapan alat baru tersebut. Simulasi akan dilakukan pada 26 Desember 2005 di Kelurahan Ulak Karang Selatan.BPPT, BMG, LIPI, Lapan, Bakorsurtanal, Depkominfo, Deplu, Bapenas, dan Kementerian Riset dan Teknologi juga akan terlibat dalam simulasi yang digelar tepat setahun tsunami Aceh-Nias ini."Nantinya akan melibatkan 20 ribuan orang dalam simulasi ini," kata Walikota Padang Fauzi Bahar yang hadir dalam acara sosialisasi alat
early warning system tsunami ini.Alat ini berfungsi ketika indikasi gempa tercatat dalam seismograf di BMG. Catatan ini akan dipadukan dengan komponen alat pengukur pasang surut dan komponen alat buoys.BMG-lah yang kemudian akan mengetahui apakah tsunami akan terjadi atau tidak. Apabila tsunami diprediksi akan timbul, maka BMG dalam kurun waktu tidak lebih dari 10 menit akan mengirimkan sinyal ke daerah yang diduga timbul tsunami. Lalu, daerah itu akan berusaha untuk memberikan peringatan kepada penduduk."Peringatan bisa berupa apa saja. Misalkan saja, di Padang akan menggunakan sirene," ujar Fauzi Bahar.
(wiq/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini